Kaltim

BI Kaltim Tanggapi Langkah Pemprov Menekan Laju Inflasi

Upnews.Id, Samarinda – Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kaltim, mengapresiasi langkah Pemprov Kaltim dan kabupaten/kota dalam upaya menekan laju inflasi, yakni dengan menguatkan kerja sama melalui ‘Government to Government’s (G2G) dan ‘Business to Business’ (B2B).

“Dalam upaya menekan laju inflasi, saat ini Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) telah memiliki beberapa kesepakatan bersama baik di level G2G maupun B2B,” ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kaltim Ricky Perdana Gozali dalam rilisnya, Sabtu (30/7/2022).

Di tingkat G2G (pemerintah dan pemerintah), telah ditandatangani kesepakatan dengan Provinsi Sulawesi Tengah, Kalimantan Selatan, dan Bali untuk kerja sama perdagangan.

Sedangkan di tingkat B2B (bisnis dan bisnis), Perumda Varia Niaga Samarinda yang merupakan BUMD di Kota Samarinda, telah melakukan kerja sama perdagangan dengan beberapa mitra bisnis untuk mendatangkan komoditas beras, gula, minyak goreng, dan daging ayam ras.

Selain itu, untuk mendukung ketahanan pangan, saat ini juga sedang dikembangkan “food estate” berupa pengembangan pangan terintegrasi hulu hilir mencakup pertanian dan peternakan, untuk menyelesaikan permasalahan keterbatasan pasokan bahan pangan khususnya komoditas daging ayam ras di Kaltim.

Bahkan empat hari lalu, atau pada Selasa, 26 Juli, Bank Indonesia se-Kalimantan bersama pemerintah daerah setempat menggelar Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Rakorwil ini merupakan agenda tahunan yang dilakukan oleh TPID Regional Kalimantan, sebagai upaya meningkatkan koordinasi dan sinergi seiring dengan perkembangan inflasi yang perlu mendapatkan perhatian serius.

Rakorwil tersebut membahas tentang perkembangan inflasi se-Kalimantan, isu terkini terkait pengendalian inflasi. Di Kalimantan pada triwulan I 2022 tercatat berinflasi 4,97 persen (yoy), lebih tinggi ketimbang triwulan 2022 yang sebesar 3,37 persen (yoy).

Secara umum, inflasi utamanya bersumber dari peningkatan harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau, serta kelompok transportasi seiring dengan peningkatan mobilitas masyarakat.

“Di Kaltim, komoditas cabai rawit, minyak goreng, dan bawang merah merupakan tiga komoditas yang mendorong peningkatan inflasi, sehingga hal ini perlu perhatian khusus,” tandasnya.(Tsn/ADV/Kominfokaltim)

Baca Juga

Back to top button