HeadlineKutai TimurPolitik

Uce Prasetyo : Pilkada Rasa Corona

Pilkada serentak 2020, di undur. Itu sudah jelas. Sesuai kesepakatan DPR RI dan pemerintah. Kapan dan bagaimana? Itu yang belum jelas.

Rencananya. Ada 3 pilihan jadwal. Desember 2020, Maret 2021, atau Des 2021. Tentu, itu akan di tetapkan dengan Perpu.

Kapan Perpu nya terbit? Harus sebelum September. Sebab UU terkait Pilkada. Sudah mencantumkan bulan September 2020.

Jadwal mana yang akan, ditetapkan oleh Perpu? Tergantung keadaan. Keadaan si biang kerok. Yaitu Korona.

Maka, pembuat kebijakan. Pasti dan harus mempelajari data tentang Corona. Prediksi dan realita nya.

Prediksi resminya. Versi BNPB. Corona ini seputar 3 bulan. Masa darurat hingga 29 Mei.
Alhamdulillah. Bila sepak terjangnya Corona cuma tanggal itu.

Namun, saya prediksi tidak. Jauh lebih panjang. Mengapa? Tentu ada alasannya.

Cina saat Des 2019, sudah ada yg terjangkit. Hitungan jari yg positif. Banyak negara. Awalnya tidak tegas menutup bandara nya. Sekarang, dampaknya. Baru berjalan 4 bulan. Sudah jadi pandemi. Seluruh dunia terjangkit. Sedunia yang positif 85.000 per hari. Totalnya sekitar 1,5 juta. Yang meninggal sekitar 6.000 per hari.

Bahkan, di beberapa negara, lebih parah negara yg terdampak. Daripada negara asal virus semula.

AS rekornya. Per hari ini. Sudah lebih dari 400.000 terjangkit. Meninggal setiap hari sekitar 1.500 jiwa. Dan terus bertambah.

Negara Eropa serupa. Klasemen atas lainya : Italia, Spanyol, Perancis, dan Jerman. Yang positif, lebih dari 100.000 / negara. Angka kematian nya sekitar lebih 10%. Kecuali Jerman.

Mereka. Sudah mengalahkan China. Dari jumlah yang positif dan yang meninggal. Cina sudah urutan ke 7.

Kebanyakan negara. Belum ada tanda tanda grafik nya turun. Kecuali Cina, yang di kabarkan. Berhasil mengendalikan penyebarannya. Namun masih waspada. Dengan melakukan lock down, kota lainnya. Karena adanya serangan gelombang kedua.
Yang positif dari warga nya. Yang datang dari luar negeri. Termasuk datang dari yang kerja di Indonesia.

Di banyak negara. Dari grafiknya. Bukan pola Gunung, pola air terjun, atau pola pelana. Tapi pola gugusan gunung. Yang naik, turun, nya berulang ulang kali. Seperti gelombang.

Klau satu sumber wabah. Di Cina saja. Dalam 4 bulan. Wabahnya menyebar di seluruh Dunia.

Bagaimana bila seluruh dunia yang jadi sumber wabah? Dan berganti ganti. Dengan pola serta penyebaran, mirip MLM dan bergelombang. Bisa bisa, 4 bulan lagi, 4 bulan lagi, lagi dan lagi.

Sepanjang belum ada vaksin nya. Kecemasan, ketakutan, pembatasan sosial, lock down atau slow down tetap ada di mana mana.

Dampak ekonomi. Pembatasan sosial ini. Bisa lebih parah dari krisis moniter 98. Dulu dampaknya, masih terasa hingga 2005.

Perusahaan, apapun terdampak. Mayoritas negatif. Bayar gaji dan kewajiban tetap. Pemasukan terjun bebas. APINDO pusat, organisasi nya pengusaha. Sudah bersuara, cash flow banyak perusahaan. Hanya bisa tahan kurang dari 3 bulan. Lebih dari itu. Banyak bertumbangan.

Istilah rasionalisasi, merumahkan, efesiensi. Akan jadi makanan sehari-hari. Bila dulu, sektor formal bertumbangan. Banyak karyawan berpindah kerja di sektor non formal. Sekarang kedua sektor sama sama tumbang.

Bila Presiden memilih model pilkada langsung. Paling mungkin, adalah pilkada di tahun 2022. Dengan masa jabatan hanya sekitar 2 tahun. Sebab, Sosialisasi nya. Dengan tatap muka dan kampanye terbuka. Ini hanya bisa bila ancaman Corona. Benar benar sudah sirna.

Ketika. Perpu itu di terbitkan. Taruhlah bulan Agustus. Dan ancaman Corona masih terasa. Ekonomi rakyat sedang meronta ronta. Anggaran tahun depan. Tersedot membiayai dampaknya. Tak terkecuali, anggaran untuk pilkada.

Maka yang paling mungkin. Presiden akan memilih cara pilkada yang berbeda. Yaitu pilkada tidak langsung. Pemilihan oleh DPRD. Seperti pemilihan Wagub DKI Jakarta. Yang terlaksana 2 hari lalu.

Biaya Pilkada. Untuk satu kabupaten. Biaya resminya. Itu bila di belikan beras 10 kg / KK. Bisa di bagikan untuk sekitar 115.000 KK. Selama 6 bulan. Itu berarti seluruh KK dalam satu kabupaten. Bisa dapat jatah rata. Bila untuk yang bukan pekerja formal saja. Taruhlah sekitar 60.000 KK. Bisa sepanjang tahun rakyat dapat jatah beras. Merata dan gratis.

Demokrasi di anggap perlu. Ketika rakyat bisa makan. Saat rakyat kelaparan. Bisa makan itu adalah pilihan yang utama.

Maka sangat mungkin. Corona ini akan membuat cara Pilkada yang berbeda. Dan bila cara pilkada berbeda. Maka pada bulan Maret 2021. Yang sangat mungkin, jadi pilihan jadwal nya.

Oleh : Uce Prasetyo

Baca Juga

Back to top button