HeadlineKutai Timur

Positif Covid-19 Di Kutim Jadi 35 Kasus, Satu ODP Meninggal

Upnews.id, Sangatta – Bertambah lagi pasien terkonfirmasi positif Covid-19 per 15 Maret 2020, dari yang sebelumnya 32 kini menjadi 35 atau bertambah 3 kasus dalam sehari.

Selain penambahan kasus,Satu pasien yang tengah dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah Kudungga Sangatta, dengan status Orang Dalam Pengawasa (ODP) pada Jumat malam sekitar pukul 18.15 wita juga dikabarkan meninggal dunia.

Meninggalnya pasien ODP dibenarkan oleh dr. Bahrani Hasanal selaku Kepala Dinas Kesehatan Kutai Timur, saat dikonfirmasi oleh Upnews.id via sambungan telephone. Diketahui yang meninggal merupakan seorang wanita berusia 50 tahun dengan hasil Rapid Test negative atau non reaktif

“Dijadikan ODP karena dari hasil pemeriksaan klinisnya kearah sana (Covid-19), tapi untuk menentukan positif Covid atau tidak menunggu hasil swab yang diperkirakan satu minggu kedapan baru keluar,” terangnya.

Sebelumnya almarhum tinggal di Tenggarong, yang sejak bulan Februari telah mengeluhkan lemas, demam dan muntah, serta memiliki riwayat penyakit komplikasi, baik asam lambung, kolestrol maupun asam urat.

Pada Rabu (13/05/2020), dijemput oleh saudaranya untuk berobat di Sangatta, pada hari yang sama almarhum langsung dibawa ke RSUD Kudungga Sangatta dengan keluhan lemas disertai demam dalam 1 minggu terakhir.

Berdasakran hasil Rapid Tes, dinyatakan non reaktif dengan diagnosis kerja ODP, dyspepsia, syndrome dan transaminitis. Sehari berikutnya, pada (14/05/2020) pasien mengalami penurunan kondisi dan gelisah sehinga dilakukan observasi ketat. Di hari yang sama, dilakukan pula pengambilan sampel swab untuk diteliti di laboratorium.

Meskipun hasil Rapid Test nya negatif, dr.Bahrani menjelaskan belum tentu yang bersangkutan negatif Covid-19. Begitu pula jika Rapid Test nya positif, belum tentu juga positif Covid-19. Untuk memastikan maka perlu menunggu hasil swab, dalam kondisi demikian maka pihaknya memutuskan prosesi pemakaman sesuai protokol kesehatan pandemi Covid-19.

“Untuk jaga-jaga kemungkinan kalo nanti positif, maka diperlakukan sebagai pasien Covid-19 dalam proses pemakamannya,” tutup dr.Bahrani. (nz)

Baca Juga

Back to top button