Upnews.id, Sangkulirang – Salah satu bangunan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur, pada Kamis (20/02/2020) sekira pukul 17.00 Wita tertimpa pohon beringin. Beruntung, kejadian itu tak menimbulkan korban jiwa lantaran siswa kelas VIII A dan B sejak beberapa hari lalu telah dipindahkan.
Menurut keterangan Jusransyah selaku Kepala Sekolah SMPN 1 Sangkulirang, Bangunan denan 4 ruangan itu diketahui telah berusia 25 tahun, atau dibangun sejak tahun 1995 oleh Pemerintah Kabupaten Kutai (Saat ini Kutai Kartanegara). Selain usianya yang telah uzur, ditambah lagi di balik bangunan, tumbuh pohon ara (beringin) dengan ukuran besar, yang akar-akarnya telah masuk hingga kedalam kelas.
Atas inisiatif pihak sekolah, pohon beringin yang diyakini memiliki penunggu itu pada Kamis lalu ditebang, dengan meminta bantuan penebang pohon. Sebelum ditebang seluruh dahannya dipangkas, lantaran dekat dengan ruang kelas.
“Memang pohon itu mau ditebang karena miring ke sekolah. Jadi saya carikan penebang pohon, tapi waktu ditebang tidak bisa dikendalikan, jadi roboh ke ruang kelas. Memang sebelumnya saya pindahkan dulu anak-anak (kelas VIII A dan B),” Ucapnya melalui sambungan telephone.
Kini bangunan kelas tak dapat lagi ditempati. Alhasil sebanyak 60 siswa harus dipindahkan. “Hari ini (Jumat, 21 Februari 2020) proses belajar mengajar tetap normal, karena ada satu kelas yang bagus dan satu kelas lagi belajar di ruang media,” tambahnya.
Sekolahnya Para Petinggi Bumi Etam
Diketahui sekolah yang berdiri sejak tahun 1968 ini, telah melahirkan tokoh-tokoh daerah hingga nasional yang memegang peranan penting di negeri ini. Dari kepala desa, camat, kepala dinas, pengusaha sukses, profesor, anggota DPR RI hingga gubernur.
Menurut keterangan Jusransyah, selaku kepala sekolah sekaligus alumni SMP Negeri 1 Sangkulirang, awalnya SMP ini milik Yayasan Pendidikan Sangkulirang (YPS) yang didirikan oleh HM Rusli Masroen (pemilik Mesra Internasional Hotel Samarinda). Ia saat itu ditunjuk sebagai asisten wedana (camat) pada tahun 1967 hingga 1971. Dengan kepala sekolah pertama Sri Ana yang merupakan istri HM Rusli.
Lalu 11 tahun berselang, tepatnya pada 1979, sekolah yang kini memiliki 330 murid itu statusnya berubah menjadi negeri. Di bawah Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Kutai yang saat itu dipimpin oleh Drs H Achmad Dahlan.
“Alumni kami ada yang jadi Gubernur Kaltim, Isran Noor, yang saat itu status sekolah masih di bawah YPS. Ada yang jadi profesor, Juraemi (Ketua Stiper Sangatta). Ada juga yang jadi anggota DPR RI H Irwan,” jelas Jusransyah.
“Kami berharap lebih diperhatikan karena SMP 1 ini yang tertua di Kutim. Sangatta itu masih di bawah, apalagi Bengalon,” harap lulusan tahun 1981 itu. Dengan usia sekolah lebih dari setengah abad itu, hingga kini baru dilakukan pembangunan dan rehab-rehab kecil saja. (nz)