Pasien Covid Berjatuhan, Kadiskes : “Meski Sudah Divaksin Prokes Jangan Kendor”
Upnews.id, Sangatta – Virus Covid-19 bukan hoax di Kabupaten Kutai Timur, hal ini terlihat dari sudah banyaknya korban meninggal dari pandemi ini. Terbaru, satu korban jiwa dinyatakan terkonvirmasi Covid-19 dan dinyatakan meninggal dunia berasal dari Puskesmas Teluk Lingga, Sangatta Utara.
Tercatat satu pasien meninggal dunia dalam kondisi positif Covid-19 pada data harian yang dirilis Dinas Kesehatan Kutim per Rabu, 23 Juni 2021.
Pasien merupakan seorang laki-laki berusia 49 tahun yang terpapar Covid-19 sehingga menjalani rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Kudungga.
Pada tanggal 22 Juni 2021 pukul 17.00 Wita, pasien mengalami henti nafas dan henti jantung sehingga 15 menit kemudian dinyatakan meninggal dunia.
Dengan penambahan kasus ini, jumlah kumulatif meninggal dunia di Kutim menjadi sebanyak 129 kasus.
Oleh karenanya, untuk menekan penularan Covid-19, dibutuhkan adanya kekebalan kelompok yang tercipta di masyarakat.
Salah satu solusi yang sedang dijalankan pemerintah untuk menciptakan kekebalan kelompok adalah dengan gencar mensosialisasikan vaksinasi Covid-19.
“Vaksinasi Covid-19 ini kita lakukan secara massal agar terbentuk kekebalan di tubuh masyarakat terhadap virus itu,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kutim dr Bahrani Hasanal saat dikonfirmasi.
Kekebalan tidak serta merta tercipta usai pasien menerima vaksin, melainkan butuh tiga dari empat orang yang sudah tervaksin di suatu daerah agar manfaat vaksin bisa dapat dirasakan.
Di Kutim, pemerintah pusat menarget 55 ribu orang harus mendapat vaksin agar kekebalan kelompok bisa terwujud.
“Kalau kekebalan kelompok sudah tercipta, nanti akan sulit buat virus itu mencari inang baru karena semua sudah kebal,” ujarnya.
“Akibatnya, virus akan melemah dan penularan bisa dihentikan,” tambahnya.
Selama kekebalan kelompok belum terjadi, masyarakat diimbau untuk tetap menerapkan protokol kesehatan agar tidak tertular ataupun menularkan Covid-19.
“Intinya meski kita sudah di vaksin namun kita tak boleh kendor untuk tetap menjalankan protokol kesehatan,” pungkasnya. (nz)