Kutai TimurOpiniPolitik

Uce Prasetyo “Meramal Cuaca”

Upnews.id, Sangatta – Salah satu anggota DPRD Kutai Timur yang kerap menuangkan pemikirannya melalui sebuah tulisan yakni Uce Prasetyo. Kali ini dirinya menuliskan mengenai “meramal cuaca” kondisi Indonesia kedepan. Kami dari redaksi Upnews.id tidak melakukan perubahan apapun terhadap tulisannya, agar pembaca dapat menikmati alur tulisan politisi PPP itu.

************************************ Meramal Cuaca *****************************************************************

Bagi petani, cuaca sangat berperan. Dalam menentukan. Keberhasilan panennya. Menanam terlalu cepat. Atau terlalu lambat. Dari cuaca seharusnya. Bisa bikin repot. Produksi menurun. Atau fatal. Gagal panen.

Pun begitu. Dengan banyak profesi dan bidang usaha, lainnya. Terutama adalah dunia bisnis. Serta profesi atau usaha terkait pemerintah. Harus pinter-pinter. Memperkirakan cuaca. Cuaca daerah, nasional, bahkan global. Cuaca dunia. Bedanya jenis cuacanya. Baik fisik dan non fisik.

Apa cuaca cuaca. Yang sedang terjadi. Banyak hal. Setidaknya ada 3 atau 4 atau 5 yang menonjol.

Satu : Corona
Dua : Harga minyak dunia tersungkur.
Ketiga : Menkeu akan menanggung pajak karyawan selama 6 bulan. Plus keputusan MA, membatalkan kenaikan iuran BPJS.

Keempat : IKN baru dari Jakarta ke Kaltim
Kelima : Pilkada serentak.

Corona sedang membara. Dari Cina. Sekarang sudah dibanyak negara. Tak terkecuali, Indonesia tercinta. Bikin banyak orang takut tertular. Sehingga malas berpergian. Dan Negara, takut penyebarannya. Hingga bikin larangan bepergian atau kedatangan atau pembatalan. Baik wisata, konferensi, olahraga, bisnis atau banyak urusan lainya. Bandara dan mall jadi sepi. Destinasi wisata sunyi. Ekonomi global otomatis meratap. Seperti ratapan nya anak tiri. Corona ini. Akan lebih cepat. Lebih kejam. Dahsyat. Membunuh ekonomi banyak orang. Daripada membunuh secara fisik.

Harga minyak dunia nyungsep. Pertama karena Corona. Plus perang harga Arab Saudi. Atau tepatnya. Perang Ego, Pangeran Saudi dengan Presiden Rusia. Gabungan itu bikin ampuh. Menaklukkan harga energi. Pertama BBM. Selanjutnya. Kroni kroninya. Yaitu energi alternatif. Macam Batubara.

Penerimaan Negara dan daerah. Dari sektor energi otomatis berkurang drastis. Di daerah akan berdampak pada. Turunnya Dana Bagi Hasil. Otomatis realisasi penerimaan APBD. Sangat mungkin, tidak sesuai harapan. Bisa di murni, apalagi ABT. Di banyak daerah. Terutama di Kaltim. Macam Kukar, Kutim, Bontang, dll. Yang masih sangat tergantung. Dana bagi hasil. Dari sumberdaya alam. Yaitu energi. Dari menyedot dan mengeruk perut bumi. Baik migas maupun batubara

Hal itu di perparah. Negara, membuat kebijakan populis. Di senangi para pekerja. Yaitu pendapatan nya tidak di potong pajak. Selama 6 bulan. Pajak, berperan vital. Sekitar 80%. Penghasilan negara. Dari sektor pajak. Sebagai gambaran. Pajak pribadi. Seorang manager. Di perusahaan ternama. Setahun, potongan pajaknya. Bisa buat beli mobil Inova atau Fortuner baru. Bila itu di tanggung negara. Maka kemampuan keuangan negara akan turun. Apalagi bila Negara. Terpaksa harus mengelontorkan. Puluhan triliun anggaran. Untuk menopang BPJS kesehatan. Karena kenaikan iuran nya. Di batalkan MA.

Otomatis, realisasi. Transfer ke daerah. Untuk DAU (Dana Alokasi Umum) atau DBH. Bisa njomplang. Dari harapan. Atau dari proyeksi nya. Sumber DAU, adalah terutama dari pajak. DAU di daerah di andalkan untuk bayar gaji dan insentif.

Plus Negara. Punya hajat besar. Memindahkan ibukota ke Kaltim. Kami di Kaltim, sungguh senang. Tapi was was. Sebab, membangun infrastruktur IKN. Menyedot keuangan negara. Sungguh banyak. Terutama bila prediksi pembiayaan nya. Tidak berjalan mulus. Seperti yg di rencanakan. Dampaknya. Komitmen Negara untuk transfer ke daerah. Bisa jadi akan lentur. Selentur seseorang membolak balikan. Lidah.

Pilkada serentak. Juga punya kontribusi. Baik positif. Dan negatif. Terhadap ekonomi daerah. Terutama para kontraktor. Soal ini saya menghindar. Untuk membahasnya. Bisa kurang obyektif. Klau saya yg membahasnya.

Kelima cuaca di atas. Lebih mungkin. Memporak porandakan. Daripada, menggairahkan. Keuangan daerah.

Tentu. Ini, perlu jadi perhatian. Pertimbangan. Para pejabat daerah. Eksekutif atau legislatif. Kontraktor. ASN. Dunia bisnis dan masyarakat.

Tulisan ini. Lebih condong bernada Negatif. Mencitrakan pesimistik. Namun, semangatnya. Adalah antisipasi. Hal hal yang akan menjadi terjadi. Atau akan menjadi Realitas.

Saya berharap. Tulisan ini. Perkiraan Cuaca ekonomi ini. SALAH TOTAL. Biarlah, kredibilitas saya, dalam menulis. Nantinya, jatuh, tak di anggap. Karena tidak sesuai dengan realitas. Sehingga yang terjadi adalah yang sebaliknya. Yaitu ekonomi dunia, negara dan daerah tetap stabil.

Aaamiin..

13 Maret 2020
Oleh Uce Prasetyo
Di Kota Paris Van Java

Baca Juga

Back to top button