Reza Sebut Hadirnya Petani Milenial Kaltim Jadi Tonggak Baru Revolusi Pertanian

Upnews.id, Samarinda – Ribuan petani muda di Kalimantan Timur (Kaltim) kini muncul sebagai kekuatan transformatif di sektor pertanian. Mereka bukan lagi sekadar pelanjut tradisi, melainkan pionir yang mengadopsi pendekatan inovatif dan berorientasi bisnis, didukung oleh teknologi canggih. Fenomena ini menandai harapan baru bagi pengembangan ekonomi hijau di Indonesia.
Akhmed Reza Fachlevi, Wakil Ketua Komisi III DPRD Kaltim, menyoroti pesatnya pertumbuhan petani milenial di berbagai daerah seperti Kutai Kartanegara, Berau, dan Paser. Menurutnya, kelompok ini adalah potensi riil yang dapat menjadi motor penggerak ekonomi jika didukung secara tepat.
Baca Juga : Serapan Gabah Petani di PPU Capai 4.300 Ton, Harga Gabah Tertinggi Sejak 2023
“Petani muda ini berbeda dari konsep petani konvensional. Mereka adalah pelaku agribisnis yang memahami efisiensi, pasar digital, dan teknologi pertanian. Ini adalah aset besar yang harus segera kita berikan ruang untuk berkembang,” ungkap Reza.
Ia menjelaskan bahwa para petani muda ini memanfaatkan teknologi mutakhir seperti sensor tanah, sistem irigasi otomatis, dan pemantauan lahan berbasis Internet of Things (IoT). Penggunaan teknologi ini tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga efektif menekan biaya operasional.
Langkah progresif ini, menurut Reza, tidak hanya memperkuat ketahanan pangan, tetapi juga menjadikan pertanian sebagai sektor bisnis yang lebih menguntungkan dan modern.
Namun, Reza menekankan pentingnya ekosistem yang mendukung inovasi ini, termasuk akses ke modal, pelatihan teknis, serta perlindungan pasar. Tanpa dukungan konkret dari pemerintah daerah, potensi luar biasa ini dikhawatirkan akan stagnan atau bahkan lenyap.
Baca Juga : Anggota DPRD Kutim Dorong Pemerintah untuk Perluas Pasar Bagi Petani Lokal
“Jika kita membiarkan mereka berjuang sendiri, kita akan kehilangan momen emas untuk merevolusi sektor pertanian kita,” tegasnya.
Reza juga mendorong agar kebijakan pertanian di Kaltim lebih adaptif terhadap kebutuhan petani muda, mulai dari pengembangan branding produk hingga pembukaan peluang ekspor, demi meningkatkan daya saing mereka di pasar global. (*/An/Dr-Adv)