Kutim Tuan Rumah Rakor Kebencanaan Yang Digagas Oleh BPBD Provinsi Kaltim
Yudha : "Penanganan Bencana Harus Berjalan Terpadu, Sinergi dan Saling Percaya"
Upnews.id, Sangatta – Kabupaten Kutai Timur mendapat kepercayaan menjadi tuan rumah pelaksanaan Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Kebencanaan yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Timur, dengan peserta 10 BPBD Kabupaten-Kota.
Menurut Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kaltim, Yudha Pranoto, kegiatan yang dilaksanakan pada Jumat (28/5/2021) itu, merupakan upaya BPBD Kaltim membangun sinergi. Sekaligus untuk membuat penanganan bencana yang terpadu antar daerah di Provinsi Kaltim..
“Intinya penanganan bencana itu harus berjalan terpadu, sinergi dan saling percaya. Rakor seperti ini akan rutin dijalankan tiap tahun,” ucapnya.
Menurutnya, penanganan bencana itu tidak bisa berjalan sendiri. Data potensi bencana tiap daerah berbeda. Maka yang harus disiapkan adalah langkah penanganan tiap daerah. Selain itu, kekuatan yang digalang pun harus bagus di lapangan.
“Seperti bekerja sama dengan Tagana, Manggala Agni, dan sebagainya. Semuanya harus terkoordinir dengan baik,” bebernya.
Yudha sedikit membeberkan strategi yang diterapkan. Seperti membuat rencana kontijensi yang dibuat secara terpadu. Agar dalam kejadian bencana, langkah yang diambil sudah ter-skema dengan rapi.
“Saat ada peristiwa, maka kami sudah punya langkah seperti apa dan bagaimana memulainya,” ungkap Yudha.
Ia mencontohkan saat ada musibah banjir. Maka BPBD daerah sudah tahu harus berbuat apa. Bekerja sama dengan siapa dan apa saja yang ditangani. Nah hal ini yang terus dipertajam dalam rapat koordinasi tahunan dan tiap daerah harus punya rencana kontijensi itu.
“Alhamdulillah saat ini sudah siap semua tiap daerah,” tuturnya.
Semua rencana itu tentu untuk menekan dampak dari bencana. Terutama untuk Karhutla, banjir dan longsor. Karena tiga bencana tersebut yang kerap terjadi di Kaltim dan patut diwaspadai. Sementara untuk tsunami dan gempa ia merasa minim potensinya.
“Sementara untuk angin kencang atau cuaca ekstrem masih jarang. Intensitas pun tidak besar kalaupun ada,” sebutnya.
Sementara itu Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman mengatakan, kunci utama dalam mengurangi resiko bencana terletak pada aspek pencegahannya. Ini bukan berarti aspek yang lain dalam manajemen bencana harus diabaikan. “Tapi jangan sampai kita hanya bersikap reaktif saat bencana terjadi. Kita harus mempersiapkan diri dengan antisipasi yang betul-betul terencana dengan baik,” ucap Ardiansyah, singkat (nz)