Diskominfo KutimRagam

DLH Kutim Lakukan Berbagai Upaya Kurangi Bau dari TPS Terpadu

Upnews.id, Sangatta – Sejak berdiri setahun yang lalu, Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Prima Sangatta Eco Waste di Belakang Pasar Induk Sangatta telah menjadi sumber keluhan bagi warga sekitar. Pabrik pengelolaan sampah ini menghasilkan bau tidak sedap dan asap yang mengganggu aktivitas masyarakat di sekitar area.

Aguswinarno (40), seorang karyawan swasta yang tinggal di sekitar area, mengungkapkan bahwa akibat bau tidak sedap dan asap yang terus menerus mengepul, ia telah terpaksa menutup rumahnya hampir setahun terakhir.

“Saya sudah hampir setahun ini harus menutup rumah karena bau yang tidak sedap dan bahkan asap dengan abunya telah merusak air tempat penampungan di sekitar,” ungkapnya kepada upnews.id pada Senin (14/8/2023).

Hal senada juga diutarakan oleh Arisandi (40), warga disekitar TPST, juga merasakan dampak dari bau tidak sedap ini. Ia mengungkapkan bahwa bau tersebut membuat istrinya yang sedang hamil sering muntah-muntah.

“Rumah saya masih dalam tahap pembangunan, dan bau dari TPST benar-benar tidak tertahankan, sampai-sampai istri saya sering mual dan muntah,” jelasnya.

Aguswinarno dan Arisandi, bersama dengan dua rekan lainnya, mendesak agar TPST Prima Sangatta Eco Waste dipindahkan ke lokasi yang jauh dari pemukiman penduduk.

“Informasi awalnya adalah pembangunan terminal, jadi kami sangat senang. Tapi ternyata yang dibangun adalah TPST. Kami berharap agar dipindahkan dari tempat ini,” ujar salah satu dari mereka.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kutai Timur, Armin Nazar, mengkonfirmasi bahwa pihaknya pernah berkoordinasi dengan dinas terkait, membahas pemindahan TPST dengan terlebih dahulu menemukan lokasi baru yang jauh dari pemukiman.

Namun, menurut beberapa rekomendasi, lahan-lahan pemerintah yang potensial kini telah terisi oleh pemukiman penduduk.

“Jadi jika dipindahkan pun, kami tetap membutuhkan lahan yang jauh dari pemukiman. Kami tetap meminta bantuan untuk mencarikan lahan tersebut,” kata Armin.

Ia juga menjelaskan bahwa pemindahan TPST memerlukan anggaran besar untuk konstruksi dan pemindahan. Oleh karena itu, sementara ini pihaknya terus berusaha mengatasi bau tidak sedap dengan berbagai upaya, termasuk upaya untuk mengurangi sampah organik yang menjadi penyebab bau.

“Saat ini, PT DMM sedang mengembangkan budidaya ulat maggot, harapannya bisa mengurangi sampah organik, karena bau berasal dari sampah organik,” tambahnya.

Selain itu, wacana lain yang sedang dikembangkan adalah pengolahan sampah menjadi briket, yang dapat digunakan sebagai bahan bakar atau sumber energi untuk memasak di rumah tangga maupun usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

“Rencananya, wacana pengolahan briket akan diwujudkan tahun depan,” tutup Armin. (Put/Dr-Adv)

Back to top button