Anggaran RS Kudungga Cukup Besar, Tapi Masih Ada Keluhan Masyarakat
upnews.id Sangatta- Ketua Panitia Khusus (Pansus) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Kutim 2020 Faizal Rachman mengaku, pihaknya sangat kecewa atas ketidakhadiran Direktur RSUD Kudungga Sangatta dr Anik Istiyandari saat berlangsungnya rapat Pansus, antara Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim dengan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Kutim.
“Jadi kami juga kecewa hari ini, bukan Direktur RSUD yang langsung hadir, tapi ada stafnya yang di utus,” ucapnya usai memimpin rapat Pansus dengan RSUD Kudungga, beberapa hari lalu.
Pasalnya, menurut Faizal Rachman, dalam pertemuan tersebut pihaknya tidak begitu puas atas sejumlah pertanyaan yang diajukan oleh sejumlah Anggota DPRD Kutim yang lainnya yang tergabung dalam Pansus LKPJ Bupati Kutim 2020.
“Kita ini kan mau membenahi, karena anggaran RSUD Kudungga dalam keterangan LKPJ Bupati cukup besar dari Rp69 Milyar dan yang terserap sekitar Rp56 Milrar,” katanya.
Sementara masih ada sejumlah keluhan-keluhan dari masyarakat terkait pelayanan di RSUD Kudungga.
“Seperti tadi DPRD minta ramah-ramah sedikitlah layani orang sakit,” beber politisi dari Fraksi PDI Perjuangan ini.
Untuk itu, Tim Pansus LKPJ Bupati Kutim berencana akan melakukan kunjungan kerja ke RSUD Kudungga, untuk mengklarifikasi langsung sejumlah program yang sudah dilaksanakan. Salah satunya program pembelian Alat kesehatan (Alkes) senilai Rp10 Milyar.
“Kami ingin cek, kunjunganlah kita, silaturahmi ke sana. Terus terkait dana penyerapan RSUD kan sekitar Rp56 Milyar, karena dalam buku itu hanya global saja, kami tidak tahu detailnya seperti apa sih yang di belanja. Tadi teman-teman juga meminta rincian belanja itu, Rp56 Milyar itu digunakan untuk apa sih,” terangnya.
Sementara ada keluhan muncul dari masyarakat seperti pelayanan tidak bagus, Kamar Mandi kurang bagus, hingga tissu tidak ada.
“Nanti kami akan lihat rinciannnya itu saat kunjungan ke RSUD Kudungga. Beberapa teman anggota DPRD juga sudah sepakat hanya tinggal menunggu waktunya saja,” imbuhnya.
Menanggapi adanya keluhan dari sejumlah masyarakat, Kabag Humas RSUD Kudungga Jumran mengaku jika pihaknya sudah memberikan pelayanan yang maksimal.
“Sebenarnya semuanya sudah ada, karena jika ruangan itu kosong biasanya seluruh seprei dibuka, nanti pasiennya ada baru dipasangan lagi kerena takut kotor kan,” jelasnya.
Sementara untuk sejumlah fasilitas RSUD lainnya yang dikabarkan rusak dan tidak pernah diganti, menurut Jumran pihaknya selalu memperbaiki setiap fasilitas yang rusak.
“Namanya barang bisa aja rusak, tapi memang bangunan rumah sakit itu bisa dilihat di awalnya pintu segala macam ada yang terbuat dari plastik, jadi memang tidak akan bertahan lama.” pungkasnya. (adv)