Pariwara

Serius Tangani Stunting, Dinkes Kutim Jalin MoU Bersama Kemenag Kutim

upnews.id SANGATTA – Sebagai bentuk keseriusan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) untuk mencegah dan menurunkan stunting. Dinas Kesehatan dan Kementerian Agama Kabupaten Kutim melakukan Perjanjian Kerjasama (MoU) tentang Penguatan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin. Penandatanganan MoU disaksikan langsung oleh Asisten Pemerintahan Umum dan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra) Setkab Kutim Poniso Suryo Renggono di ruang kerjanya, Senin (2/10/2023).

Pada kesempatan itu, Asisten Pemkesra Poniso Suryo Renggono mengatakan bahwa pemerintah daerah menyambut baik dengan adanya kerja sama antara Dinas Kesehatan dengan Kemenag Kutim terkait Penguatan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin.

“Fokus kita memang penurunan stunting. Kita mulai dari calon pengantin yakni cek kesehatan serta pemenuhan gizinya dan 1.000 hari pertama kehidupan. Semoga apa yang kita lakukan hari ini sebagai langkah awal agar ke depan tidak ada lagi stunting,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Kutim Mulyadi Mugheni memberikan apresiasi dengan adanya kerja sama ini. Ia menjelaskan bahwa di Kemenag mau tidak mau sudah dilaksanakan proses penyiapan mental, spiritual dan kesehatan bagi calon pengantin. Artinya ada MoU atau tidak sudah berjalan, namun dengan adanya MoU akan menguatkan lagi. Bisa bersinergi dari aspek kesehatan bagi calon pengantin.

“Harapan kami, mudah-mudahan dari MoU ini akan terstruktur dan kami terbimbing dari segi pembinaan kesehatannya. Insyaallah secara berjenjang akan kami sosialisasikan di 18 kecamatan melalui KUA masing-masing dan akan kami tindaklanjuti setelah MoU ini,” harapnya.

Sebelumnya, Kadinkes Kutim Bahrani mengatakan bahwa kita ingin menyiapkan generasi unggul ke depannya. Oleh karena itu perlu adanya intervensi bagi calon pengantin dengan periksa kesehatan 3 bulan sebelum menikah termasuk penyiapan gizinya.

“Orang menikah ditahun pertama itu biasanya langsung hamil jadi harus disiapkan baik fisik, mental maupun status kesehatannya. Sehingga kelahiran stunting itu bisa diminimalisir karena 1.000 hari pertama kehidupan yakni 270 hari atau selama 9 bulan kehamilan sampai umur 2 tahun di situlah pesatnya pertumbuhan termasuk otak. Kalau lambat diintervensi bisa jadi tumbuhkembangnya terganggu,” ucapnya. (adv)

Baca Juga

Back to top button