Kutai Timur

Dukung Kelancaran ANBK, Disdik Kutim Bagikan Chromebook Pada Jenjang SD

upnews.id Sangatta- Dalam penerapannya kurikulum Merdeka Belajar juga memiliki instrument pendukung yakni Chromebook sebagai salah satu daya dukung guna memudahkan peserta didik yang dapat mengukur kualitas layanan pendidikan, kualitas pembelajaran serta kualitas karakter di sekolah.

Pelaksana Tugas (Plt) kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Timur (Kadisdik Kutim) Irma Yuwinda menyebut, tahun 2022 ini, sebanyak 112 sekolah jenjang pendidikan dasar (SD) mendapatkan bantuan Sarana dan Prasarana (Sapras) berupa chromebook yang bersumber dari dana alokasi Khusus (DAK) APBN tahun 2022.

“Dengan rincian masing-masing sekolah mendapatkan 15 chromebook, dan tentunya ini sangat membantu dalam kelancaran pelaksanaan ANBK di Kutim,” ujarnya.

Dirinya menjelaskan, chromebook adalah jenis perangkat elektronik yang dijalankan menggunakan sistem operasi (OS) Chrome, yaitu sistem operasi dengan penyimpanan cloud. Yang memiliki berbagai fungsi untuk mendukung proses belajar, salah satunya untuk ujian Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK).“Namun tidak sampai di situ aja, alat itu juga bisa di manfaatkan untuk akses digitalisasi pembelajaran lainya,” imbuhnya.

Selain itu, dalam implementasi merdeka belajar saat ini, para tenaga pendidik bisa juga menggunakan alat tersebut di gunakan untuk di isi dengan beragam konten pendidikan lainya, untuk pemanfaatan Platform Merdeka Belajar (PMM), kemudian Chromebook juga memiliki spesifikasi khusus yang hanya bisa di gunakan oleh tenaga pendidik ataupun sekolah yang menerima perangkat tersebut.

‘Karena mereka (chromebook) sudah terdaftar langsung oleh Kemdikbud dan Ristek, jadi usernya hanya di sekolah tersebut, namun bisa di gunakan untuk pemanfaatan akun pembelajaran berbasis digital lainya,” bebernya.

Kabid Pendidikan Dasar, Uud Sudiharjo menambahkan masing-masing sekolah mendapatkan chromebook masing-masing 15 unit.

“Bantuan ini diberikan oleh pusat untuk pelaksanaan asesmen nasional. Kalau hari-hari biasa bisa dipakai oleh guru dalam membantu proses pembelajaran, karena langsung ada jaringan internetnya,” ungkap Uud Sudiharjo.

Hanya saja chromebook itu tidak bisa dibawa pulang. Pemakaian hanya boleh dilakukan di lingkungan sekolah saja. Jumlah bantuan yang diberikan pun cukup untuk pelaksanaan asesmen. Sebab dapat dipakai bergantian.

“Kalau asesmen satu kali test kan hanya 15 orang sangat mencukupi untuk di jenjang SD,” kata Uud.

Dengan peran digital maka sangat penting untuk mendukung kebijakan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) yang disampaikan langsung oleh Kemendikbud tersebut.

“Bantuan TIK ini juga bertujuan memberikan fasilitas untuk kegiatan ANBK yang dimana ANBK itu sendiri berbasis komputer,” kata Uud.

Diharapkan pula, sekolah dapat selalu mampu beradaptasi dan berinovasi dengan kondisi digitalisasi yang ada saat ini.

Pemerintah daerah telah memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk meningkatkan kapabilitas anak-anak murid terkait dengan peningkatan penguasaan teknologi informasi.

“Tidak dipungkiri saat ini kita termasuk dalam revolusi industri, jadi anak-anak kita tidak boleh lagi gaptek atau tidak paham dengan teknologi,” tutupnya.(adv)

Baca Juga

Back to top button