Upnews.id, Samarinda – Lubang pasca tambang menjadi persoalan menahun di Kota Samarinda, beberapa generasi pucuk pimpinan di daerah ini pun belum mampu mengatasinya.
Padahal, keberadaan lubang pasca tambang ini berdampak serius bagi masyarakat. Mulai dari belasan nyawa anak-anak Samarinda yang meninggal di lubang tambang, hingga dampak lingkungan yang langsung dirasakan oleh warga.
Baca Juga : Fitriani: Perusahaan Pertambangan Harus Bawa Dampak Positif bagi Warga
Melihat persoalan ini, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda, melalui Wakil Ketua Komisi III Samri Shaputra. Mengaku sangat prihatin atas dampak serius yang ditimbulkan oleh kegiatan operasional pertambangan batu bara.
Meski operasinya telah berakhir, Samri menyebut perusahaan memiliki kewajiban untuk mengembalikan alam ke posisi semula atau reklamasi. Sehingga dampak negatifnya tidak terus menerus dirasakan oleh masyarakat.
“Meski tambang tersebut sudah tidak beroperasi di Samarinda, tapi dampaknya masih dirasakan oleh masyarakat,” kata Samri, Selasa (15/5/2024).
Guna menyelesaikan persoalan ini, dirinya mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda, melalui dinas teknis terkait untuk mengambil tindakan tegas dalam mengatasi permasalahan lingkungan ini.
Baca Juga : Dikelilingi Lubang Bekas Tambang, Pemdes Loa Pari di Kukar Kembangkan Wisata Terapung
“Kami akan mengkoordinasikan dengan dinas terkait untuk mengevaluasi dan menindaklanjuti kasus ini demi kebaikan masyarakat Kota Samarinda,” lanjutnya.
Selain itu, Samri juga berencana bakal melaporkan persoalan ini ke Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Timur, guna mendapatkan konfirmasi terkait persoalan tersebut. (*Ir/Dr-Adv)
