DPMD Kukar

Margahayu Jadi Contoh Desa Mandiri Energi Lewat Program Terang Kampongku

Upnews.id, Tenggarong – Desa Margahayu di Kecamatan Loa Kulu perlahan menjelma menjadi simbol desa ramah energi di Kutai Kartanegara (Kukar). Melalui program Terang Kampongku, pemerintah desa bersama Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar berhasil menghadirkan sistem penerangan berbasis tenaga surya yang tak hanya menerangi jalanan, tapi juga menumbuhkan kesadaran baru tentang pentingnya energi bersih di pedesaan.

Kepala Desa Margahayu, Rusdi, mengisahkan awal mula program ini digagas dua tahun lalu. Desa kala itu masih gelap, hanya beberapa lampu di rumah warga yang menyala seadanya. Kini, lebih dari 120 titik lampu tenaga surya telah berdiri tegak, menerangi poros desa hingga ke pelosok pemukiman.

“Kalau dulu warga takut keluar malam karena gelap, sekarang suasana sudah berubah. Margahayu jadi hidup sampai malam,” tuturnya.

Program Terang Kampongku bukan sekadar soal pencahayaan, tapi juga cerminan kemandirian desa. Dengan sistem energi surya, Margahayu mampu menekan biaya listrik dan mengurangi ketergantungan pada pasokan energi konvensional.

“Kita tidak perlu membayar tagihan listrik PLN untuk lampu jalan. Semua ini mandiri dari tenaga surya,” jelas Rusdi.

Ia menambahkan, efisiensi tersebut memungkinkan pemerintah desa mengalokasikan dana ke sektor lain seperti pemberdayaan ekonomi dan layanan sosial.

Menurutnya, konsep pembangunan berbasis energi hijau ini sejalan dengan semangat pemerintah daerah untuk mendorong desa menjadi pusat inovasi lokal.

“Terang Kampongku membuktikan bahwa teknologi hijau bisa diterapkan di desa dan memberi manfaat nyata,” kata Rusdi.

Dampak positif program ini juga dirasakan langsung oleh masyarakat. Dengan penerangan yang memadai, aktivitas ekonomi malam meningkat—warung dan kios tetap buka, kelompok pemuda menggelar kegiatan hingga larut, dan masyarakat merasa lebih aman berinteraksi di ruang publik.

Kepala DPMD Kukar, Arianto, menilai Margahayu menjadi bukti bahwa desa memiliki kapasitas besar dalam menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan.

“Program ini tidak hanya memperbaiki infrastruktur, tapi juga mengubah pola pikir masyarakat tentang pentingnya efisiensi energi dan tanggung jawab terhadap lingkungan,” ujarnya.

Menurut Arianto, Pemkab Kukar kini tengah memetakan desa-desa lain yang berpotensi mengadopsi model serupa. Ia menyebut, strategi ini bagian dari arah kebijakan “desa berdaya dan berkelanjutan” yang menjadi fokus pembangunan daerah.

“Kami ingin setiap desa punya kemampuan mengelola energi sendiri, agar ke depan, mereka tidak hanya terang secara fisik, tapi juga secara ekonomi dan ekologi,” jelasnya.

Ia menegaskan, kesuksesan Margahayu tak lepas dari kolaborasi erat antara pemerintah desa, masyarakat, dan pendamping desa yang memastikan perawatan sistem berjalan efektif.

“Pembangunan yang berkelanjutan selalu dimulai dari kesadaran kolektif, bukan hanya dari anggaran,” pungkas Arianto.

Editor Upnews 3

Wartawati Senior di Kalimantan Timur yang telah bertugas di beberapa daerah di Kaltim

Baca Juga

Back to top button