Maju Pilkada Kutim, Mahyunadi Didorong Oleh Partai Penguasa
Ordiansyah Paling Mengena Sebagai Wakil
Upnews.id, Sangatta – Sebelum memutuskan untuk maju sebagai kontestan pada Pemilihan Kepala Darah (Pilkada) tahun 2020 ini, setiap kandidat memiliki hitung-hitungan yang matang dan terukur. Begitu pula dengan Mahyunadi Anggota DPRD Provinsi Kaltim, yang juga sebagai mantan Ketua DPRD Kutim Periode 2014-2019. Memutuskan akan bertarung pada Pilkada Kabupaten Kutai Timur tahun ini, salah satunya bermodalkan pemilih fanatik berdasarkan survei tahun 2015 lalu yang mencapai 19% suara yang tidak akan beralih ke yang lain.
Hasil survei itu dibuktikan pada Pemilihan DPRD Provinsi Kaltim 2019 yang lalu, hanya bermodalkan kalender, brosur, baju dan tanpa serangan fajar. Suara anak ketiga H.Mansur Mante itu hamper 19 ribu suara. Bahkan, hasil survei baru-baru ini elektabilitas Mahyunadi mencapai 20% mengungguli petahana.
“Angka pemilih fanatik itulah, modal dasar awal saya untuk memberanikan diri maju sebagai calon Bupati Kutai Timur.” Tegas Mahyunadi.
Unad menegaskan, awalnya dirinya tidak terlalu berambisi untuk maju. Hal itu lantaran sudah merasa cukup dan nyaman berada di Provinsi Sebagai wakil rakyat dari Bontang, Kutim dan Berau. Namun, adanya dorongan besar dari masyarakat Kutim, yang merasa pimpinan daerah saat ini jika dibandingkan kepemimpinan sebelumnya, jauh lebih baik yang terdahulu. Oleh sebab itu, banyak masyarat Kutim yang berahap adik Mahyudin ini maju pada Pilkada 2020.
Melihat harapan masyarakat itu, Unad sapaan akrab Mahyunadi mulai terbuka hatinya. Salah satu langkah nyata mengikuti tahapan pendaftaran ke beberapa Partai Politik yang membuka penjaringan. “saya maju lewat jalur partai. Saya juga bisa pastikan di bulan Februari saya punya perahu yang cukup 8 kursi. Ada dua partai dengan masing-masing 4 kursi, dari calon wakil didorong 4 kursi dan saya juga didorong 4 kursi dari partai penguasa saat ini.” Ujar Mahyunadi saat disambagi upnews.id dikediamannya pada (11/1) lalu.
Saya juga bisa pastikan di bulan Februari saya punya perahu yang cukup 8 kursi. Ada dua partai dengan masing-masing 4 kursi, dari calon wakil didorong 4 kursi dan saya juga didorong 4 kursi dari partai penguasa saat ini.”
Meskipun saat ini rekomendasi dari kedua Partai Politik belum berada ditangannya, namun fakta dari pembicaraan bersama dengan pengurus Parpol dari tingat daerah hingga pusat, semunya kearah dirinya. Dan Mahyunadi pastikan semuanya zero mahar, semata melihat profesionalisme dan keinginan yang sama untuk Kutim yang lebih baik dan maju.
Ditanya mengenai sosok pendampingnya, Mahyunadi menyebut kurang lebih telah ada 7 orang yang sudah melakukan komunikasi dengannya. Namun, dari komunikasi politik yang dibangun yang paling menusuk dan mengena itu dengan Ordiansyah. Komuniasi keduanya disaksikan oleh Anggota DRP RI asal Kutim Irwan, serta wakil ketua DPD RI Mahyudin.
Meskipun sudah berjabat tangan, tapi tidak menutup kemungkinan nama itu berubah. Hal itu terjadi lantaran sama-sama masih menunggu rekomendasi resmi dari partai. Serta partai menarik dukungan dan sabagianya. Untuk mengisi kekosongan perahu itu, maka harus mencari perahu lain untuk bisa maju sesuai persyaratan.
Terkait jabatannya saat ini sebagai legislatif Provinsi, dirinya mengaku siap untuk mundur dari amanah dari sang Khaliq. “saya percaya papun jabatan yang diberikan itu semua dari Allah. Jadi kalau masalah cabut dari Provinsi saya pikir semua perjuangan butuh pengorbanan. Dengan tujuan untuk kemaslahatan orang banyak dan bukan untuk kepentingan pribadi saya pikir itu relefan saja”. Tutup Mahyunadi.
Mahyunadi menggambarkan, jika Jendral Soedirman dalam berjuang untuk Kemerdekaan Bangsa dalam keadaan sakit dan perlu ditandu. Maka jika perjuangan untuk rakyat hanya mengorbankan jabatan termasuk biasa saja. (Nz)