Kutai Timur

Giliran Warga Kaubun Dapat Pembinaan MAP

Sangatta, upnews.id-Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan hal yang harus dicegah. Saat terjadi kebakaran, kesiapan dan kesigapan menjadi hal yang utama. Tindakan itu membutuhkan sinergi dari pihak terkait. Yakni Masyarakat Peduli Api (MPA).

Fokus akan hal tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kabupaten Kutai Timur (Kutim) mengadakan pembinaan relawan Pemadam Kebakaran (Damkar), Masyarakat Peduli Api (MPA). Kali ini diperuntukkan bagi warga Desa Bumi Jaya dan Desa Bumi Rapak, Kecamatan Kaubun. Rabu (3/8/2022).

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD, Muhammad Idris Syam, melalui Plt. Kabid PK BPBD Kutim, Awang Ari Jusnanta mengatakan, tujuan dari pembinaan relawan Masyarakat Peduli Api adalah untuk memberikan informasi dan mengedukasi warga agar tidak membuka lahan dengan cara dibakar.

“Harapannya relawan MPA ini bisa membantu penanganan dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan di daerah atau desa masing-masing,” tutur Awang melalui saluran telepon.
Awang menambahkan, Karhutla terjadi saat musim kemarau. sebab di waktu itu rata-rata tanaman menjadi sangat kering dan mudah terbakar. Sebagai bentuk kewaspadaan sebelum terjadi karhutla, berbagai langkah dapat dilakukan untuk melakukan pencegahan.

“Bentuk pengawasan. Diperlukan koordinasi yang baik, terutama dengan masyarakat sekitar, karena masyarakatyang paling dekat dengan lokasi dan dapat bertindak dengan segera,” sebutnya.

Pada kegiatan kali ini dihadiri Camat Kaubun, Kabid RR BPBD Kutim, Kapolsek Kaubun, KPHP Bengalon, Manggala Agni KAL/VIII/Sangkima, Pimpinan PT.GAM, PT. LKU, PT. GUNTA SAMBA, PT. INDEXIM COALINDO, PT. MPI, Mahasiwa KKN dari UGM, Peserta MPA Desa Bumi jaya dan Desa Bumi Rapak Kecamatan Kaubun.

Seperti dilansir dari data Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup bahwa secara nasional total jumlah hotspot tahun 2021 jika dibandingkan tahun 2020 pada periode yang sama (tanggal 1 Januari – 17 Maret 2021) berdasarkan Satelit Terra/Aqua (NASA) confidence level ≥80% masih menunjukkan angka penurunan sebesar 12,05%.

Kebakaran tertinggi terjadi di Kalimantan Barat dengan 2.578 hektar. Kemudian diikuti oleh Kalimantan Tengah dengan 1.103 hektar, Kalimantan Selatan dengan 590 hektar. Barulah Kalimantan Timur 136 hektar dan Kalimantan Utara 40 hektar.(NF)

Baca Juga

Back to top button