Bupati Dukung Program Inseminasi Buatan Tahun 2023

Upnews.id, Sangatta –Menanggapi rencana program Inseminasi Buatan (IB), Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman mengakui merestui rencana Dinas Pertanian dan Perternakan (Distanak) untuk direalisasikan di 2023 mendatang.
“Oleh karena itu, saya sepakat tahun depan harus memberikan dan menyiapkan (inseminasi buatan). Sehingga kita dapat bertahan untuk menyiapkan kebutuhan daging sapi bagi masyarakat” tegas Bupati.
Ardiansyah berharap rencana inseminasi tersebut dapat berjalan lancar. Meskipun ia mengutarakan dengan konsep inseminasi buatan belum bisa dipastikan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Kutim.
Baca juga : PAD Bertambah lewat KTP-el
Hal itu disampaikan saat pemberian Vaksin penyakit kuku mulut (PKM) ke-2 secara serentak di Desa Mata Air, Kecamatan Kaubun Jumat (25/11/2022).
Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melalui Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) bakal menggelar Insemenisasi Buatan (IB). Secara besar-besaran pada tahun 2023 mendatang.
Hal itu dilakukan oleh Distanak guna mengatasi Penyakit Mulut dan KUKU (PMK) pada sapi yang belakangan telah membuat peternak Kutai Timur merasa resah.
Baca juga : 14 Guru PAUD-SMP Kutim Terima Hadiah Pada HGN 2021
Kadistanak Dyah Ratna Ningrum menjelaskan, IB atau kawin suntik adalah suatu cara atau teknik untuk sperma jantan yang telah dicairkan dan diproses terlebih dahulu. Selanjutnya dimasukan sapi betina dengan menggunakan insemination gun.
“Kami akan merencanakan inseminasi buatan secara besar-besaran di tahun 2023 ini, karena adanya PMK kita tak bisa berdiam diri. Apabila berdiam diri sapi-sapi kita akan habis,” tegas Dyah Ratnaningrum.
Kadistanak Kutim itu menjelaskan alasan mengapa pihaknya memilih inseminasi. Pasalnya, tidak bisa mendatangkan sapi dari luar daerah. Saat ini pun lalu lintas ternak hanya dibuka untuk sapi yang dipotong saja.
Baca Juga : STIPER Kutim Gelar FGD Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian
“Apabila mengambil sapi potong harus melaporkan bahwa sapi memang dipotong. Bukan untuk dipelihara. Kemudian, sapi yang ada di Kutim berasal dari sapi bali. Namun terjadi Inbreeding (perkawinan antara dua individu yang memiliki hubungan darah sangat dekat) yang mengakibatkan sapi bali di Kutim berukuran semakin kecil.,” tambahnya.
Padahal berat sapi bali bisa mencapai berat 1 ton, akan tetapi dengan perawatan khusus, sambung Dyah. Tak kalah dengan sapi eksotik lainnya. Maka dari itu pemerintah (Distan) bakal memperbaiki kualitas sapi bali yang ada di Kutim. Yakni, dengan menyediakan bibit sapi yang berkualitas tinggi, sehingga sapi-sapi di Kutim menjadi lebih besar.
“Ini anugrah bagi para peternak, jadi kepada para peternak jangan sia-siakan kesepempatan di 2023 nanti untuk berlomba-lomba mendaftarkan sapinya. Sebagai calon-calon akseptor kita,” ujarnya. (*/An-Adv Kominfo)