Program EKI Bangun Rejo Sentuh Anak-Anak dan Ibu Rumah Tangga
Upnews.id, Tenggarong – Program Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) di Desa Bangun Rejo, Kecamatan Tenggarong Seberang, kini mulai menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Melalui pendekatan edukatif dan sosial, desa ini berupaya menumbuhkan budaya menabung serta memperluas akses masyarakat terhadap layanan keuangan resmi.
Kepala Desa Bangun Rejo, Yuyun Porwanti, mengatakan bahwa salah satu fokus utama program EKI adalah edukasi sejak usia dini. Anak-anak di lembaga PAUD dan sekolah dasar mulai diperkenalkan dengan kebiasaan menabung secara sederhana agar terbentuk kesadaran finansial sejak kecil.
“Kami ingin anak-anak di PAUD sudah mengenal pentingnya menabung. Untuk kaum ibu, program ini membantu mereka mengakses pinjaman tanpa harus terjerat rentenir,” ujar Yuyun.
Ia menambahkan, kerja sama dengan lembaga keuangan mitra seperti Tim Bangkal Timtara telah membuka ruang bagi masyarakat untuk belajar cara menabung, mengelola keuangan keluarga, hingga mengenal produk keuangan digital.
Melalui kegiatan rutin seperti kelas keuangan keluarga, pelatihan literasi digital, dan program tabungan kelompok ibu-ibu binaan, masyarakat mulai terbiasa menggunakan sistem keuangan resmi.
Menurut Yuyun, tantangan terbesar justru terletak pada perubahan pola pikir masyarakat. Masih banyak warga yang menganggap layanan bank terlalu rumit atau tidak cocok untuk kehidupan di desa.
“Karena itu, kami terus melakukan pendekatan yang lebih inklusif dan humanis. Kami ingin warga merasa nyaman dulu, baru perlahan terbiasa dengan sistem keuangan digital,” jelasnya.
Ia menegaskan, tujuan utama EKI bukan hanya memperkenalkan teknologi, tetapi menciptakan keamanan dan kepercayaan finansial bagi masyarakat desa. Dengan begitu, warga tidak lagi tergantung pada praktik pinjaman informal yang merugikan.
Ke depan, Pemerintah Desa Bangun Rejo berencana memperluas kerja sama dengan lembaga pendidikan dan kelompok masyarakat agar manfaat program ini semakin meluas.
“Kalau anak-anak dan ibu-ibu sudah melek keuangan, maka desa akan punya fondasi ekonomi yang lebih kuat. Inilah arah pembangunan ekonomi desa yang kami cita-citakan,” tutup Yuyun.
Sementara itu, Kepala DPMD Kukar Arianto menyebut bahwa peluncuran program ini menjadi langkah konkret untuk mempercepat transformasi digital di tingkat desa.
“Kami menyambut baik langkah Desa Bangun Rejo sebagai desa percontohan. EKI ini adalah upaya mendorong pengelolaan keuangan berbasis transaksi non-tunai, melibatkan BUMDes, koperasi desa, dan lembaga ekonomi lokal lainnya,” ujar Arianto.
Menurutnya, kehadiran EKI akan membuka akses masyarakat terhadap layanan keuangan resmi, mulai dari tabungan, pinjaman, hingga pembayaran digital. Hal ini sejalan dengan kebijakan nasional yang menargetkan inklusi keuangan sebesar 90 persen pada tahun 2026.
Selain itu, Arianto juga menekankan pentingnya literasi keuangan sebagai pondasi utama keberhasilan program ini.
“Masyarakat harus paham dulu bagaimana mengelola uang, baru kita bisa bicara tentang digitalisasi keuangan. Jadi, edukasi dari anak-anak hingga dewasa menjadi hal wajib,” tegasnya.(Adv)






