Kutai TimurPendidikanRagam

Akbar Tanjung dan Saiful Bahri Bicara Fenomena Budaya, Antara Warisan dan Tren

Upnews.id, Sangatta – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Akbar Tanjung, S.P., dan Saiful Bahri, tampil sebagai narasumber utama dalam Rembug Budaya yang diselenggarakan sebagai bagian dari Festival Pesona Budaya.

Acara yang bertajuk “Fenomena Budaya: Antara Warisan dan Tren” ini berlangsung pada Minggu (23/11/2025) pukul 21.00-21.40 WITA di Lapangan Helipad, Bukit Pelang.

Baca juga : Festival Magicland Kutim 2025 Resmi Ditutup, Bupati Tegaskan Arah Baru Pembangunan Daerah

Kedua legislator PKS ini, yang dikenal memiliki kepedulian tinggi terhadap isu kebudayaan, mereka berdialog terbuka mengenai posisi strategis generasi muda (Milenial dan Gen Z) sebagai pewaris sekaligus pembaharu budaya di tengah derasnya arus globalisasi dan digitalisasi.

Dalam kapasitasnya sebagai Pembina Paguyuban Keluarga Pasundan, Akbar Tanjung, S.P. menekankan pentingnya pemahaman terhadap fenomena budaya baru, mulai dari tren bahasa, musik, fashion, hingga interaksi sosial yang kini membentuk identitas anak muda.

“Generasi muda adalah jembatan antara masa lalu dan masa depan. Kita perlu tahu, fenomena budaya apa yang paling menonjol saat ini dan bagaimana hal itu memengaruhi identitas mereka,” ujar Akbar Tanjung.

Sementara itu, Saiful Bahri, yang juga merupakan Tokoh Adat Bengalon, menyoroti dari sisi pelestarian budaya Nusantara. Ia mengajak para pemangku kepentingan untuk menilai secara objektif apakah fenomena budaya baru tersebut lebih banyak membawa peluang atau justru tantangan dalam melestarikan warisan leluhur.

“Sebagai perwakilan rakyat, khususnya dari Fraksi PKS, kami melihat Rembug Budaya ini penting sebagai wadah kolaboratif. Tujuannya agar Pemerintah, tokoh adat, dan komunitas bisa bertukar pikiran, merumuskan pandangan, dan menemukan solusi kreatif agar budaya baru anak muda dapat berjalan selaras dengan nilai-nilai budaya Nusantara tanpa saling meniadakan,” tegas Saiful Bahri.

Baca juga: Musda VI PKS Kutim: Regenerasi Kepemimpinan untuk Kokohnya Solidaritas Nasional

Rembug Budaya yang dimoderatori oleh Ketua Dewan Kesenian Kutai Timur ini bukan hanya sekadar diskusi, tetapi juga bertujuan menghasilkan rekomendasi konkret.

Mulai dari mengidentifikasi fenomena budaya kontemporer yang relevan, mendorong lahirnya ide-ide kreatif dan inovatif untuk membuat budaya tradisional tetap menarik dan relevan bagi generasi muda., serta menghasilkan rekomendasi kebijakan atau program aksi budaya yang dapat diimplementasikan oleh pemerintah daerah, lembaga pendidikan, atau komunitas.

Dalam sesi diskusi, kedua anggota DPRD ini juga membahas inovasi apa yang bisa dilakukan untuk membuat budaya tradisional tetap relevan dan menarik. Mereka berdua mengajak generasi muda untuk tetap bangga dan terlibat dalam melestarikan budaya Nusantara.

Baca juga : Akhir Tahun Semakin Meriah, Kutim Siapkan Deretan Event Budaya Hingga Desember 2025

Kegiatan ini secara keseluruhan bertujuan untuk mengapresiasi kreativitas anak muda sekaligus memperkuat kesadaran dan rasa kepemilikan mereka terhadap budaya lokal di era modern. (An/Dr)

Baca Juga

Back to top button