DPMD Kukar

BBGRM 2025 Jadi Ajang Kompetisi Desa, DPMD Kukar Nilai Konsistensi Gotong Royong

Upnews.id, Tenggarong – Pelaksanaan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) 2025 di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) tak hanya menjadi ajang memperkuat solidaritas sosial, tetapi juga wadah kompetisi positif antarwilayah. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar memastikan, setiap desa dan kelurahan akan dinilai berdasarkan konsistensi pelaporan kegiatan gotong royong selama tiga tahun terakhir.

Kepala DPMD Kukar, Arianto, mengatakan penilaian dilakukan terhadap pelaporan kegiatan gotong royong dari tahun 2022 hingga 2024. Desa atau kelurahan yang secara rutin melaksanakan dan melaporkan kegiatan tersebut akan mendapatkan poin lebih tinggi.

“Yang kami nilai bukan hanya kegiatan tahun ini, tapi juga konsistensi dalam pelaksanaan dan pelaporan. Artinya, kontinuitas menjadi nilai tambah,” jelasnya dalam kegiatan sosialisasi BBGRM, Jumat (11/7/2025).

Kompetisi tersebut diharapkan dapat menumbuhkan semangat sehat antarwilayah dalam memelihara budaya gotong royong. Menurut Arianto, semangat kebersamaan menjadi dasar kuat dalam mempercepat pembangunan berbasis partisipasi masyarakat.

Ia menambahkan, pemerintah kabupaten telah memberikan dukungan anggaran yang memadai bagi kegiatan di tingkat komunitas. “Kita tidak kekurangan dukungan. Pemerintah sudah menyalurkan dana Rp50 juta per RT yang bisa digunakan untuk mendukung kegiatan gotong royong,” ungkapnya.

Tak hanya itu, DPMD Kukar juga mewajibkan setiap desa menjadwalkan kegiatan gotong royong rutin di tingkat RT sebagai bentuk implementasi nyata dari BBGRM. Langkah ini diharapkan mendorong partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan dan fasilitas umum

Berdasarkan data per Juni 2025, sebanyak 237 desa dan kelurahan telah menyampaikan laporan gotong royong, sementara 26 lainnya belum. Dari total 20 kecamatan di Kukar, 12 sudah berpartisipasi aktif dalam lomba BBGRM, sementara 8 kecamatan lainnya masih belum bergabung.

Arianto menegaskan bahwa BBGRM bukanlah kegiatan seremoni semata, melainkan strategi penguatan nilai sosial dan identitas lokal masyarakat Kukar. “Pelaksanaan BBGRM ini harus memberi dampak sosial yang terasa dan membangkitkan kembali semangat kolektif yang menjadi jati diri masyarakat kita,” katanya.

Ia berharap pelaksanaan BBGRM tahun ini dapat menjadi tolok ukur keberhasilan desa dalam menjaga partisipasi warganya. “Kami ingin semua desa menunjukkan bahwa gotong royong bukan hanya tradisi, tapi gaya hidup yang terus diwariskan,” pungkasnya.(Adv)

Editor Upnews 3

Wartawati Senior di Kalimantan Timur yang telah bertugas di beberapa daerah di Kaltim

Baca Juga

Back to top button