Tingkatkan Mutu Wasit dan Pelatih, Dispora Kaltim Siapkan SDM Kompeten untuk Olahraga Tradisional

Upnews.id, Tenggarong – Tren olahraga rekreasi dan tradisional di Kalimantan Timur (Kaltim) menunjukkan peningkatan signifikan. Permainan seperti balap egrang, gasing, ketapel, sumpit, dan balango semakin digandrungi oleh masyarakat dari berbagai usia, mulai dari anak-anak hingga dewasa.
Melihat antusiasme ini, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim mengambil langkah konkret untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor olahraga tradisional dan rekreasi. Upaya strategis tersebut diwujudkan melalui pelatihan juri yang diadakan di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
“Acaranya 24 Juni pelatihan juri olahraga rekreasi dan tradisional di Kukar. Narasumbernya dari pusat. Bertujuan untuk meningkatkan kompetensi para juri di bidang olahraga yang merupakan tradisi masyarakat tersebut,” jelas Kepala Bidang (Kabid) Pembudayaan Olahraga Dispora Kaltim, AA Bagus Surya Saputra Sugiarta, usai membuka acara pada Selasa, 24 Juni 2025.
Acara pembukaan secara simbolis dilakukan oleh Sekretaris Dispora Kaltim, Sri Wartini, mewakili Kepala Dispora Kaltim, HM Agus Hari Kesuma (AHK), dengan pemukulan gong sebanyak tiga kali.
Bagus menambahkan, olahraga tradisional dan rekreasi memiliki komunitas yang luas dan diminati karena mudah dimainkan, bahkan sering diperlombakan dalam skala kecil di desa-desa. Pelatihan ini diikuti oleh total 50 peserta, terdiri dari 25 juri dan 25 pelatih, yang seluruhnya berlokasi di Kukar. Narasumber yang didatangkan langsung dari tingkat pusat diharapkan mampu memberikan ilmu yang berkualitas.
“Kami sebagai pihak penyelenggara berpesan pada peserta. Agar serius mengikuti setiap sesi kegiatan. Agar ilmu yang didapat bisa maksimal saat aplikasi di lapangan,” pesan Bagus.
Dia menguraikan bahwa pelatihan ini berfokus membekali juri dengan tata cara penilaian dan penentuan juara yang standar. Sementara itu, pelatih akan dibekali tips dan trik untuk meningkatkan prestasi atlet, sehingga mereka mampu menerapkan sistem pelatihan yang berkualitas dan berpotensi mencetak atlet yang bisa bersaing di tingkat nasional.
“Tentunya materinya adalah bagaimana pelatih dan juri ini menerapkan sistem pelatihan mapun penjurian yang bagus. Dengan tujuan utamanya bisa membawa lari atletnya ke tingkat nasional,” beber Bagus.
Bagus menegaskan, pelatih yang sudah dilatih dan dinilai kompeten akan menjadi Tenaga Pelatih dan Ofisial Teknis (TSO) dalam pembinaan selanjutnya. Hal ini dilakukan agar ilmu yang didapat terus berkembang dan relevan dengan tuntutan terkini di lapangan, berlaku untuk semua cabang olahraga.
“TSO-nya tentu para pelatih yang sudah dibina dan memiliki keahlian. Agar saat dilapangan bisa segera mengambil keputusan yang tepat dan cepat. Ini berlaku untuk semua cabang olahraga (cabor) ya,” pungkas Bagus.(Ir/Nt/Dr-Adv)






