Lomba TTG 2025 Kukar Dorong Desa Jadi Pusat Inovasi Lokal
Upnews.id, Tenggarong – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kutai Kartanegara (Kukar) kembali menggulirkan Lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) tahun 2025. Setelah sempat tertunda karena efisiensi anggaran, kegiatan ini dipastikan akan berlangsung pertengahan Oktober dengan format lebih terbuka dan partisipatif.
Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Ekonomi Masyarakat DPMD Kukar, Asmi Riyandi Elvandar, mengatakan Lomba TTG bukan sekadar ajang mencari pemenang, melainkan sarana pembelajaran kolektif bagi masyarakat desa dalam berinovasi.
“Kami ingin membangun ekosistem inovasi di tingkat akar rumput,” ujarnya.
Ia menjelaskan, banyak karya teknologi sederhana yang lahir dari tangan masyarakat justru memiliki dampak besar. Mulai dari alat pertanian hemat energi, pengolahan limbah, hingga solusi untuk kegiatan rumah tangga.
“Semua inovasi yang lahir dari kebutuhan lokal lebih mudah diterima dan dimanfaatkan,” katanya.
Tahun ini, sistem seleksi dibuat lebih kompetitif. Peserta harus melalui tahap seleksi administrasi dan presentasi langsung di depan tim juri. Dengan pola ini, DPMD Kukar berharap menemukan talenta baru dari desa-desa yang sebelumnya belum pernah tampil.
“Kami ingin memberikan ruang seluas-luasnya bagi inovator muda desa,” ujar Elvandar.
Rangkaian kegiatan dimulai pada 14 Oktober dengan pemeriksaan berkas, dilanjutkan presentasi inovasi pada 15–16 Oktober, dan penetapan pemenang pada 17 Oktober 2025. Seluruh proses dilakukan transparan dengan melibatkan akademisi dan praktisi teknologi tepat guna sebagai juri.
Ada empat kategori yang diperlombakan tahun ini: Olahraga Tradisional Daerah, Posyantik (Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna) Berprestasi, Inovasi TTG, dan TTG Unggulan. Para pemenang akan mendapatkan pembinaan lanjutan sebelum mewakili Kukar ke tingkat provinsi.
Elvandar menyebutkan bahwa Lomba TTG menjadi bagian dari strategi pemerintah daerah dalam memperkuat ekonomi berbasis pengetahuan di pedesaan. Dengan teknologi sederhana, desa dapat menghemat biaya, meningkatkan produktivitas, sekaligus menciptakan lapangan kerja baru.
“Teknologi tepat guna itu bukan sekadar alat, tapi semangat kemandirian. Kami ingin setiap desa mampu menemukan solusi atas tantangannya sendiri,” tegasnya.
Ia juga menambahkan, DPMD Kukar berkomitmen menjadikan TTG sebagai kegiatan berkelanjutan yang mendorong kolaborasi antar-desa.
“Kami ingin menjadikan Kukar sebagai kabupaten inovatif yang pembaruannya dimulai dari desa,” tutup Elvandar.






