Upnews

PUPR Kutim Terapkan Strategi Jemput Bola, Targetkan Kenaikan 50% Tenaga Konstruksi Bersertifikat

Upnews.id, SANGATTA – Merespons kebutuhan infrastruktur yang masif dan tuntutan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang profesional, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) meluncurkan strategi terobosan untuk meningkatkan kompetensi tenaga konstruksi lokal. Melalui pendekatan jemput bola, PUPR Kutim menargetkan peningkatan jumlah tenaga konstruksi tersertifikasi hingga 50 persen pada tahun 2029.

Inisiatif ambisius ini diharapkan mampu memompa daya saing tenaga kerja daerah seiring dengan pesatnya pembangunan di wilayah tersebut. Untuk merealisasikan target signifikan tersebut, PUPR Kutim memperkenalkan sebuah inovasi berupa Mobile Training Unit (MTU).

Unit pelatihan bergerak ini dirancang khusus untuk menjangkau secara langsung para pekerja konstruksi dan pelaku usaha di seluruh pelosok daerah. Dengan MTU, hambatan geografis dan akses pelatihan yang selama ini menjadi kendala di 18 kecamatan dapat teratasi secara efektif.

Plt. Kepala Dinas PUPR Kutim, Joni Abdi Setia, menjelaskan bahwa kegiatan pembinaan jasa konstruksi yang mereka lakukan memiliki esensi pendampingan, bukan audit. Ia menekankan bahwa tujuan utama dari program ini adalah untuk membantu pelaku usaha konstruksi agar taat pada regulasi yang berlaku dan menjadi lebih profesional dalam menjalankan pekerjaannya.

Pendampingan ini menjadi kunci untuk memastikan standar kualitas proyek.

Menurut Joni Abdi Setia, fondasi utama untuk membangun infrastruktur yang aman, kokoh, dan berkelanjutan adalah penguatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM).

“Fokus kami saat ini adalah penguatan kompetensi pelaku usaha dan SDM konstruksi di Kutai Timur,” ungkapnya saat ditemui awak media di Gedung Serba Guna (GSG) Sangatta Utara, Rabu (12/11/2025).

Lebih lanjut, ia memaparkan data pencapaian sertifikasi yang telah diraih hingga tahun 2025. Data menunjukkan progres yang menggembirakan, di mana sudah tercatat 1.116 tenaga konstruksi dan 118 tenaga ahli telah berhasil mengantongi sertifikat kompetensi. Capaian ini menjadi modal awal yang kuat untuk mencapai target 50 persen di tahun 2029.

Strategi MTU ini diyakini menjadi solusi cerdas untuk mengatasi berbagai tantangan di lapangan. Joni Abdi Setia mengakui adanya kendala administratif dan fakta bahwa banyak pekerja konstruksi belum ber-KTP Kutim. Dengan adanya MTU, proses pelatihan, uji kompetensi, hingga pengurusan administrasi dapat disederhanakan dan dipercepat, langsung di lokasi kerja mereka.

Langkah proaktif ini sekaligus menjadi upaya nyata Pemerintah Kabupaten Kutim dalam menciptakan ekosistem konstruksi yang berkeadilan, di mana tenaga kerja lokal memiliki peluang yang sama untuk mendapatkan sertifikasi dan meningkatkan skill mereka.

Ia beranggapan. Sertifikasi ini bukan hanya sekadar dokumen, tetapi merupakan bukti pengakuan kompetensi yang sangat penting untuk memenangkan persaingan di pasar kerja konstruksi.

“Harapan kami, semakin banyak tenaga lokal yang tersertifikasi dan mampu bersaing di bidang pelaku usaha jasa konstruksi,” pungkasnya.(Ir/Nt/Dr-Adv)

Baca Juga

Back to top button