Dinsos Kutai Timur Gunakan Sistem Desil untuk Ukur Kemiskinan Secara Lebih Akurat

Upnews.id, SANGATTA – Dinas Sosial Kutai Timur terus memperbarui sistem pendataan masyarakat miskin agar bantuan sosial bisa tepat sasaran. Salah satu metode yang kini digunakan adalah sistem desil, yaitu pengelompokan masyarakat berdasarkan tingkat penghasilan dan pengeluaran.
Kepala Dinsos Kutim, Ernata, menjelaskan bahwa sistem desil ini terdiri dari lima tingkatan. Desil satu merupakan kelompok paling miskin.
“Untuk desil satu, penghasilan masyarakat berada di bawah Rp500 ribu per bulan. Sementara desil dua berkisar Rp500 ribu sampai Rp600 ribu,” jelasnya, Senin (10/11/2025).
Namun, penilaiannya tidak hanya melihat penghasilan. Dinsos juga menghitung pengeluaran rumah tangga serta kondisi sosial ekonomi di lapangan. Semua data kemudian diverifikasi agar tidak terjadi salah sasaran.
Proses pendataan ini melibatkan banyak pihak mulai dari RT, kepala desa, hingga kecamatan. Menurut Ernata, kolaborasi dan kejujuran warga sangat dibutuhkan agar data yang masuk benar-benar sesuai kondisi sebenarnya.
“RT dan perangkat desa adalah garda terdepan memastikan informasi dari warga itu valid,” ujarnya.
Data kemiskinan Kutim sendiri dihimpun dari berbagai sumber, seperti pendataan Sosial Ekonomi (SOSEK), Sensus Sosial Ekonomi (SINSUS), dan Pendataan Program Pemerintah (P3K). Semua data tersebut kemudian dipadukan dan disesuaikan kembali sebelum masuk ke DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial).
Dengan penggunaan sistem desil dan verifikasi berlapis, Dinsos berharap upaya pengentasan kemiskinan di Kutim bisa berjalan lebih terukur dan berkeadilan.
“Kunci keberhasilan pendataan adalah kejujuran dan kolaborasi semua pihak,” tutup Ernata.(Ir/Nt/Dr-Adv)






