Pasca Kejurnas Kurash 2025, Dispora Kaltim dan Ferkushi Lakukan Evaluasi Total Demi Peningkatan Prestasi

Upnews.id, Samarinda – Menyusul suksesnya penyelenggaraan Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Kurash 2025 yang digelar di GOR Kadrie Oening (GKO) Samarinda pada 17–22 Juni lalu, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur (Kaltim) langsung menjadwalkan evaluasi internal secara menyeluruh. Evaluasi ini bertujuan menelisik kendala teknis dan, yang utama, mencari akar masalah kegagalan atlet Kurash Kaltim meraih medali di kelas-kelas tertentu, khususnya di tingkat junior.
Meskipun acara yang diikuti 185 atlet dari 20 kontingen provinsi se-Indonesia itu berjalan lancar dan mendapat apresiasi dari pengurus pusat, perbaikan tetap harus dilakukan. Kepala Bidang (Kabid) Peningkatan Prestasi Olahraga (PPO) Dispora Kaltim, Rasman Rading, menekankan pentingnya evaluasi untuk perbaikan di masa mendatang.
“Tentu semuanya harus kita evaluasi, mulai dari pelaksanaan, kualitas pelatih, hingga teknis penyelenggaraan. Yang baik kita pertahankan, yang kurang kita benahi untuk lebih maju,” jelas Rasman.
Rasman menyoroti perlunya peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), termasuk pelatih dan wasit. Ia menekankan bahwa pelatihan intensif bagi keduanya sangat krusial, sebab prestasi berkelanjutan mustahil tercapai tanpa SDM yang tersertifikasi dan kredibel.
“Prestasi tidak mungkin hadir tanpa pelatih bersertifikasi. Maka pelatih dan wasit harus kita siapkan juga. Karena keberhasilan itu hasil dari kolaborasi atlet, pelatih, pengurus, dan perangkat pertandingan. Semuanya saling terkoneksi dan berkaitan,” beber Rasman.
Dari sisi dukungan, Rasman memastikan dukungan anggaran dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) akan tetap maksimal. Namun, ia mengingatkan agar pengurus cabang olahraga (Cabor) juga fokus pada pembenahan internal demi kualitas atlet yang sejalan dengan investasi pemerintah.
“Kalau anggaran insyaallah aman. Tinggal bagaimana pengurus melakukan upaya nyata. Bukan malah sibuk mengurusi sesama pengurus. Jadi harus bersama satukan tekat untuk dunia keolahragaan Kaltim,” ujar Rasman.
Ketua Pengurus Daerah (Pengda) Ferkushi (Federasi Kurash Indonesia) Kaltim, Sapto Setyo Pramono, mengakui ada banyak aspek teknis yang perlu diperkuat, terutama kegagalan atlet junior Kurash Kaltim mendapatkan medali.
Sapto menegaskan perlunya perencanaan dan pola pelatihan yang komprehensif dan intensif di semua level usia—kadet, junior, hingga senior—tanpa hanya mengandalkan momentum menjelang pertandingan.
“Kalau kita bicara prestasi tanpa perencanaan, itu nonsense (omong kosong). Jadi harus dimulai dari rekrutmen, pelatihan, pemusatan latihan. Baru bisa kita bicara target. Dan, terbukti atlet Kuras Kaltim Juara Umum dua,” beber Sapto.
Dengan segala keterbatasan waktu persiapan, kontingen Benua Etam berhasil meraih prestasi membanggakan sebagai Juara Umum 2 dengan total 20 medali—terdiri dari 7 emas, 4 perak, dan 9 perunggu. Meskipun di bawah DKI Jakarta dalam perolehan emas, jumlah medali Kaltim merupakan yang tertinggi secara keseluruhan.
“Ini jadi bahan tolok ukur kami. Prestasi ini bukti kerja keras semua pihak. Meskipun kurash ini baru, tapi sudah menunjukkan potensi besar dna mengharumkan Kaltim,” ungkap Sapto.
Dispora dan Ferkushi Kaltim sepakat menjadikan keberhasilan ini sebagai pijakan awal, bukan titik akhir. Para atlet, termasuk peraih medali dan kelas lainnya, akan dipersiapkan untuk pertandingan level internasional seperti 2nd KUSEA Championship 2025 pada Juli di Samarinda dan Kejuaraan Kurash se-Asia Tenggara pada Agustus mendatang di NTB.(Ir/Nt/Dr-Adv),






