Diskominfo Kaltim

Kunjungan Kerja di Brasil, Gubernur Kaltim Suarakan Penyelamatan Bumi Lewat Penurunan Emisi Karbon

Upnews.id, Brasil – Sepekan Gubernur Kaltim Isran Noor berada di Brasil untuk enghadiri pertemuan dengan pejabat setempat, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) serta mengikuti sejumlah forum diskusi bersama pemerintah, swasta dan masyarakat lokal sekitar Hutan Amazon.

Kegiatan pertama Gubernur Isran Noor yang didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kaltim Sri Wahyuni adalah South South Knowledge Exchange atau Pertukaran Pengetahuan Selatan Selatan.

“Jadi, ini bukan sekadar mencari pendanaan untuk mendukung upaya penurunan emisi karbon, tapi tentang kontribusi Kalimantan Timur dan Indonesia untuk masa depan bumi,” kata Gubernur Isran Noor usai mengikuti Forum Diskusi Tiga Negara, Indonesia, Brasil dan Congo di Brasilia Palace Hotel, Selasa (2/5/2023).

Diskusi membahas berbagai upaya dalam program penurunan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan di masing-masing negara.

“Kita belajar dan berbagi pengalaman dengan Pemerintah Brasil dan Pemerintah Congo,” ungkap Gubernur.

Dari Brasil dan Congo, Kaltim belajar bagaimana implementasi program penurunan emisi bisa memberikan kontribusi bagi pendapatan negara dan masing-masing provinsi yang terlibat dalam program tersebut.

“Bagaimana Kaltim dan Indonesia bisa terus memberikan andil terhadap upaya penyelamatan dan masa depan bumi,” tegas Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) itu.

Sangat wajar bila Kaltim belajar ke Pemerintah Brasil dan Congo, karena kedua negara memiliki hutan hujan tropis terluas di dunia. Brasil juga dikenal dengan hutan tropisnya yang sangat luas, yakni Hutan Amazon. Mereka juga memiliki komitmen tinggi dalam upaya penurunan emisi karbon dan telah lama mendapat dukungan anggaran dari negara-negara donor melalui World Bank atau Bank Dunia.

Kaltim sendiri menjadi provinsi pertama di Indonesia, bahkan di kawasan Asia Pasifik yang berhasil melaksanakan program penurunan emisi karbon melalui Forest Carbon Partnership Facility Carbon Fund (FCPF CF).

Di Indonesia, kompensasi dana karbon dikelola oleh Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) Kementerian Keuangan. Besaran dana kompensasi yang dihasilkan dari hutan Kaltim adalah sebesar USD 110 juta dan sudah terbayarkan sebesar USD 20,9 juta.

Hari berikutnya, Gubernur Isran Noor dan rombongan dari Indonesia berkunjung ke Kantor Gubernur Mato Grosso. Mereka mendapat sambutan hangat dengan korsik dan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Selanjutnya dilakukan pertemuan tiga gubernur. Yakni Gubernur Provinsi Kaltim H Isran Noor (Indonesia), Gubernur Provinsi Le Mai Ndombe Mr Ignace Monza Bonda Minister (Congo) dan Gubernur Negara Bagian Provinsi Mato Grosso Mr Mauro Mendes (Brasil).

Gubernur Isran Noor memaparkan keberhasilan Provinsi Kaltim dalam upaya menurunkan emisi karbon sehingga mendapatkan insentif berupa kompensasi pembayaran penurunan emisi karbon sebesar USD 110 juta dari Bank Dunia.

Gubernur Isran Noor menegaskan komitmen Kaltim untuk terus menjaga hutan dengan konsep pembangunan ekonomi hijau berkelanjutan.

“Provinsi Kalimantan Timur bersama seluruh stakeholder, termasuk para private sector dan rakyat Kalimantan Timur memiliki komitmen yang sangat kuat dalam upaya membangun sebuah ekosistem berkelanjutan,” tegas Gubernur Isran Noor.

Komitmen ini sudah dibangun sejak tahun 2010 lalu dalam program Kaltim Green atau Kaltim Hijau. Hingga saat ini, Pemprov Kaltim terus memberikan dukungan berupa fasilitasi kebijakan dan regulasi agar masyarakat bisa berpartisipasi membangun ekosistem berkelanjutan dengan tetap menjamin lingkungan terjaga dengan baik.

Hasilnya, pada 2022 lalu Indonesia sudah menerima down payment kompensasi pembiayaan atas penurunan emisi karbon World Bank sebesar USD 20,9 juta . (adv/diskominfo kaltim)

Baca Juga

Back to top button