
Upnews.id, SANGATTA — Festival Magicland Kutai Timur (Kutim) 2025 yang berlangsung sejak 14 November akhirnya resmi ditutup oleh Bupati Ardiansyah Sulaiman pada Minggu (16/11/2025) malam di Polder Ilham Maulana. Penutupan festival ini tak sekadar menandai berakhirnya rangkaian pertunjukan seni, tetapi juga menjadi panggung bagi Bupati mempertegas visi pembangunan Kutim ke depan.
Dalam sambutannya, Bupati kembali menegaskan makna dari “Magic Land” sebagai “Keajaiban Kutim”. Keajaiban itu, kata dia, bukan hanya ditampilkan lewat panggung seni, tetapi harus diwujudkan dalam bentuk penguatan ekonomi kerakyatan, pelestarian budaya, hingga peningkatan literasi di tengah masyarakat.
Ardiansyah menyoroti struktur ekonomi Kutim yang masih berat sebelah. Meski PDRB daerah berada pada angka tinggi, sekitar 80 persen kontribusinya masih berasal dari sektor pertambangan. Ia mengingatkan bahwa Kutim punya kekuatan lain yang belum digarap maksimal.
“Kita tidak hanya punya tambang. Ada kelautan, perkebunan, potensi budaya, sejarah, dan banyak lagi. Semua ini bisa menjadi penggerak ekonomi kerakyatan jika dikelola bersama,” kata Bupati.
Ia mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam sektor padat karya seperti UMKM, industri rumahan, pertanian, hingga kelompok sadar wisata. Menurutnya, melalui kegiatan seperti Magicland, Kutim dapat membangun kesadaran kolektif bahwa sumber daya daerah jauh lebih beragam dari sekadar tambang.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutim, Mulyono, melaporkan bahwa Festival Magicland tahun ini berhasil menampilkan kekayaan budaya pesisir dan pedalaman melalui berbagai kompetisi seni. Kategori Tari Kreasi Pedalaman dimenangkan Panggung Istana Wakaroros, disusul Kalong Banua dan Metu’ Hatue’ Bawi’. Untuk kategori Tari Kreasi Pesisir, gelar juara pertama diraih SDN 013 Bengalon.
Pada Lomba Menyanyi Solo Lagu Magicland, Mis Mahadita keluar sebagai juara pertama.
Tak berhenti di Magicland, Disdikbud Kutim menyiapkan rangkaian kegiatan budaya dan pendidikan hingga akhir tahun. Di antaranya Pameran Budaya Sejarah Islam, seminar dan lomba keagamaan, serta Festival Pesona Budaya Kutim pada 21 November 2025.
Yang paling dinantikan adalah Festival Literasi Daerah, yang akan melibatkan 13.000 siswa SD dan SMP se-Kutim. Selain menumbuhkan minat baca dan menulis, kegiatan ini menargetkan rekor MURI untuk jumlah peserta literasi terbanyak.
Dengan rangkaian agenda tersebut, penutupan Festival Magicland 2025 menjadi penegasan komitmen Pemerintah Kutim untuk menghadirkan “keajaiban” yang bukan hanya terlihat di panggung hiburan, tetapi juga dalam arah pembangunan daerah yang lebih mandiri, kreatif, dan berkelanjutan.(Ir/Nt/Dr-Adv)






