Upnews.id, Samarinda – Seorang anak sudah sepatutnya mendapatkan hak-haknya. Misalnya saja seperti hak bermain dan hak untuk mengenyam pendidikan. Lingkungan yang ramah anak juga jadi perhatian. Sebab tumbuh kembang anak akan berpengaruh sampai dia dewasa. Kendati demikian, masih banyak berbagai upaya untuk benar-benar memastikan Kota Tepian menjadi kota layak anak.
Anggota Komisi IV DPRD Samarinda, Ahmat Sopian Noor menyadari bahwa julukan kota layak anak untuk Samarinda masih belum sepenuhnya pantas didapatkan. Salah satu pemicu karena banyak penemuan kasus kekerasan terhadap ibu dan anak.
Baca Juga : Samarinda Hadir Dengan Destinasi Wisata Spark Lembuswana
Sebagai langkah awal, ujar Sopian, perlu ada edukasi dini demi menekan laju angka kekerasan ibu dan anak. Langkah tersebut diupayakan dan disebar lewat media sosual
“Langkah edukasi terus didorong secara langsung maupun melalui media sosial, karena kekerasan ibu dan anak masih saja terjadi di Samarinda dan umumnya di Kaltim,” beber Ahmat dikonfirmasi media ini, Sabtu (17/7/2022) siang.
DPRD Dorong Pemerintah Edukasi Kota Layak Anak
Ahmat menyebut, dengan adanya edukasi dini maka akan memberikan pengetahuan positif bagi orangtua, keluarga, sampai lingkungan sekitar. Apalagi mengingat Pemkot Samarinda sedang proses untuk menerbitkan Perda Layak Anak. Namun jika masih ada kasus, maka kota layak anak akan sulit dicapai.
“Oleh sebab itu berharap kepada pemerintah untuk lebih memberikan edukasi kepada masyarakat agar meminimalisasi kejadian-kejadian terutama masalah kekerasan ibu dan anak,” tambahnya.
Baca Juga : BSPJI Samarinda-Pemkab Tingkatkan Kualitas IKM Kutim
Pun Ahmat tak memungkiri banyaknya kasus kekerasan yang menimpa anak dan ibu. Namun, kasus-kasus tersebut masih rapat diselesaikan lewat koordinasi antara semua pihak yang terlibat.
“Kasus kekerasan yang terjadi di Samarinda juga ada potensi untuk diselesaikan secara persuasif atau masuk ke pengadilan,” pungkasnya.(Tsn/ADV/Kominfokaltim)
