Desa-Desa di Kukar Kian Terang, Warga Rasakan Manfaat Ekonomi dari Program Terang Kampongku
Upnews.id, Tenggarong – Program Terang Kampongku yang digulirkan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) kini mulai mengubah wajah pedesaan. Penerangan yang dulunya hanya dinikmati beberapa jam dalam sehari, kini menyala 24 jam penuh di sebagian besar wilayah desa, membawa dampak besar bagi aktivitas ekonomi masyarakat.
Kepala DPMD Kukar, Arianto, mengatakan bahwa program tersebut bukan hanya berfokus pada penyediaan listrik, melainkan juga pemberdayaan warga agar penerangan bisa mendukung kegiatan produktif di tingkat desa.
“Setelah desa mendapat listrik 24 jam, masyarakat mulai mengembangkan usaha kecil seperti penggilingan padi, usaha kuliner, hingga jasa servis elektronik. Ini bukti bahwa listrik membuka peluang ekonomi baru,” ujarnya, Jumat (10/10/2025).
Menurut Arianto, pemerataan listrik menjadi bagian penting dari upaya mewujudkan desa mandiri energi di Kukar. Ia menyebut, selain meningkatkan taraf hidup, keberadaan listrik juga memperkuat daya saing desa di sektor ekonomi, pendidikan, dan layanan publik.
“Ketika penerangan tersedia sepanjang hari, kegiatan warga tidak lagi terbatas oleh waktu. Anak-anak bisa belajar malam, UMKM bisa beroperasi lebih lama, dan layanan pemerintahan desa bisa berjalan lebih efisien,” jelasnya.
Ia menambahkan, DPMD Kukar terus melakukan pendataan menyeluruh terhadap dusun-dusun terpencil yang belum terjangkau listrik. Program Terang Kampongku disebut hampir rampung, dengan dua desa terakhir — Lamin Pulut dan Lamin Telihan di Kecamatan Kenohan — kini menunggu penyambungan jaringan PLN yang dijadwalkan selesai pada akhir 2025.
Arianto menegaskan bahwa sinergi antara pemerintah daerah, PLN, dan masyarakat menjadi kunci utama keberhasilan program ini. “Kita tidak bisa hanya mengandalkan jaringan PLN. Untuk wilayah sulit dijangkau, tenaga surya jadi solusi. Kami ingin seluruh rumah di Kukar terang tanpa terkecuali,” tegasnya.
Dampak positif mulai terlihat di sejumlah desa. Di Desa Kembang Janggut, misalnya, warga Dusun Guak yang sebelumnya bergantung pada lampu minyak kini menikmati penerangan dari listrik tenaga surya komunal. Sekitar 30 rumah sudah terhubung, membuat aktivitas malam hari semakin hidup.
Hal serupa juga dirasakan warga Desa Mulawarman dan Desa Bukit Pariaman, yang kini bisa menjalankan kegiatan ekonomi hingga malam. Para pelaku usaha rumahan seperti penjahit, pedagang makanan, dan bengkel kecil mulai meningkat pendapatannya sejak desa mereka mendapatkan aliran listrik penuh.
“Kalau dulu jam enam sore sudah gelap dan semua berhenti kerja, sekarang sampai malam masih bisa produksi. Bahkan ada warga yang buka usaha minuman dingin karena kulkas sudah bisa nyala terus,” kata Arianto menggambarkan perubahan di lapangan.
Sementara itu, Manajer PLN UP3 Tenggarong, Suyono, mengapresiasi langkah cepat Pemkab Kukar dalam mendorong pemerataan listrik hingga ke pelosok. Ia menilai koordinasi yang terjalin dengan baik antara PLN dan pemerintah daerah mempercepat proses pembangunan jaringan.
“Kami dari PLN mendukung penuh program Terang Kampongku. Semua desa yang belum teraliri listrik sudah masuk dalam rencana kerja. Akhir tahun ini, targetnya 100 persen desa di Kukar sudah terang,” ujarnya.
Suyono menambahkan, PLN juga siap membantu pengembangan energi terbarukan seperti tenaga surya di desa-desa yang sulit dijangkau infrastruktur konvensional. Menurutnya, model kolaborasi antara PLN dan pemerintah daerah seperti di Kukar bisa menjadi contoh bagi daerah lain.
“Bukan hanya soal menyalakan listrik, tapi juga soal menyalakan semangat ekonomi di desa. Ketika desa terang, kehidupan masyarakat ikut tumbuh,” pungkasnya.






