Upnews.id, Tenggarong – Desa Loh Sumber, Kecamatan Loa Kulu, menjadi salah satu contoh sukses pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal di Kutai Kartanegara. Di bawah kepemimpinan Kepala Desa Sukirno, desa ini berhasil mengembangkan produk unggulan keripik tempe yang kini dikenal luas hingga tingkat provinsi.
Usaha tersebut berawal dari keinginan warga untuk meningkatkan pendapatan tanpa harus meninggalkan kampung halaman. Dengan menggandeng kelompok PKK dan pelaku UMKM lokal, mereka membangun sistem produksi bersama yang melibatkan banyak pihak.
“Dari pencucian, pemecahan, hingga fermentasi kedelai dilakukan oleh para pengrajin lokal. Setelah itu, PKK yang mengolah, menggoreng, dan mengemas produk agar siap dipasarkan,” jelas Sukirno.
Sistem berbagi kerja ini bukan hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga memastikan semua warga mendapat kesempatan ekonomi yang adil. Setiap pengrajin menangani bahan baku sesuai kapasitasnya, sementara kelompok PKK menjaga kualitas produk dan kemasan.
Menurut Sukirno, ke depan pihaknya juga berencana melibatkan pelajar dalam proses pengemasan untuk memberi mereka pengalaman kerja sekaligus tambahan penghasilan. “Kami ingin anak-anak muda juga merasakan semangat wirausaha sejak dini,” ujarnya.
Berbekal inovasi rasa dan kemasan menarik, keripik tempe buatan warga Loh Sumber kini mulai dipasarkan di beberapa pusat oleh-oleh dan toko daring. Dukungan dari pihak perusahaan dan pemerintah turut memperkuat posisi mereka di pasar lokal.
Prestasi pun tak luput diraih. Pada 2023 lalu, produk keripik tempe Loh Sumber berhasil meraih Juara II dalam lomba inovasi di Big Mall Samarinda. Sebelumnya, desa ini juga memenangkan lomba Posyantek tingkat kabupaten berkat kreativitas produk berbasis bahan lokal.
“Alhamdulillah, hasil kerja keras warga mendapat pengakuan. Tahun ini kami tidak ikut lomba karena memberi kesempatan desa lain, tapi semangat kami tetap sama — terus mengembangkan UMKM agar semakin maju,” tambah Sukirno.
Kisah sukses Desa Loh Sumber menunjukkan bahwa ketika pemerintah desa dan masyarakat bergerak bersama, potensi lokal bisa menjadi sumber ekonomi baru yang menjanjikan. Keripik tempe pun kini bukan sekadar camilan, tetapi simbol kemandirian dan kebanggaan warga desa.(Adv)
