Cap Jempol: Langkah Baru Kutim Jemput Anak Putus Sekolah Hingga ke Pelosok

Upnews.id, SANGATTA — Upaya memutus mata rantai Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kutai Timur semakin diperkuat dengan hadirnya program baru dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutim. Program tersebut diberi nama “Cap Jempol” atau Cara Pelayanan Jemput Bola Warga Belajar, yang resmi diperkenalkan dalam peluncuran Strategi Anti Anak Tidak Sekolah (SITISEK) oleh Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman, Jumat (21/11/2025) di Cafe Maloy Hotel Royal Victoria.
Kepala Disdikbud Kutim, Mulyono, menyampaikan bahwa Cap Jempol dirancang sebagai solusi nyata untuk menjangkau warga yang selama ini terkendala jarak, kondisi sosial, dan akses pendidikan.
“Selama ini kita terlalu menunggu. Melalui Cap Jempol, kita yang datang langsung ke desa, komunitas, dan pondok pesantren untuk mencari mereka yang hilang dari sistem pendidikan,” jelasnya.
Lewat layanan jemput bola ini, anak-anak dan warga yang putus sekolah dapat mengikuti pendidikan kesetaraan Paket A, B, dan C mulai dari level SD hingga SMA dengan ijazah yang sah dan setara pendidikan formal.
Dalam sambutannya, Bupati Ardiansyah menegaskan bahwa Cap Jempol merupakan bukti komitmen pemerintah untuk memastikan tak ada satu pun anak di Kutim yang tertinggal dari layanan pendidikan.
“Wajib Belajar 13 Tahun yang sudah lama kita terapkan itu bukan hanya slogan. Pendidikan gratis dari PAUD sampai SMA, termasuk seragam dan buku, semuanya sudah kita siapkan. Cap Jempol ini memastikan program itu menjangkau masyarakat sampai ke depan rumah,” katanya.
Ardiansyah menyebut bahwa Cap Jempol menjadi penguat utama SITISEK, yang menggabungkan pendekatan jemput bola, pemetaan wilayah, serta kolaborasi lintas sektor untuk memangkas angka ATS, terutama di pedalaman, wilayah pesisir, dan kantong-kantong terpencil.
Peluncuran SITISEK dan Cap Jempol turut dihadiri Ketua TP PKK Kutim Siti Robiah, Kepala DPPKB Achmad Junaidi, unsur Forkopimda, serta perwakilan sejumlah perangkat daerah, menandai dukungan penuh terhadap percepatan pendidikan inklusif di Kutim.
Melalui program ini, Pemkab Kutim berharap seluruh lapisan masyarakat termasuk yang berada jauh dari pusat layanan mendapat kesempatan yang sama untuk belajar dan meraih ijazah.
Dengan Cap Jempol hadir hingga ke pelosok, Kutim mempertegas langkah menuju daerah yang lebih cerdas, mandiri, dan berdaya saing, sekaligus memastikan setiap anak mendapatkan hak pendidikan yang layak.(Put/Nt/Dr-Adv)






