Wayang Orang Panorama Hadirkan Legenda Sangatta dalam Sentuhan Teater Klasik Nusantara

Upnews.id, SANGATTA – Wayang Orang Panorama (WOP) kembali memperlihatkan kemampuan mereka dalam memadukan seni klasik Jawa dengan kekayaan cerita lokal Kalimantan. Pada Minggu (16/11/2025) di Polder Ilham Maulana Sangatta, WOP menampilkan dramatiasi Legenda Asal-Usul Kota Sangatta, sebuah lakon yang sarat simbol, konflik, dan nilai historis.
Dalam pementasan tersebut, WOP mengangkat kisah Raja Burung Emas Habang—penguasa berhati luhur—yang berhadapan dengan Buaya Sang Tah, sosok raksasa tamak yang menjadi ancaman bagi kedamaian. Pertarungan dua tokoh ini diceritakan sebagai asal mula nama “Sangatta”, yang kini menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Kutai Timur.
Terobosan WOP terlihat dari keberanian mereka menyajikan legenda lokal melalui medium Wayang Orang yang identik dengan estetika Jawa: gerak tari lembut, dialog ritmis, serta iringan gamelan. Ketua Paguyuban WOP, Rahmat, menegaskan bahwa seni Wayang Orang tidak kaku dan sangat mungkin digunakan untuk menyampaikan cerita dari berbagai daerah.
“Kami ingin menunjukkan bahwa Wayang Orang itu lentur. Ia bukan hanya tentang Pandawa dan Kurawa. Dengan mengangkat Legenda Sangatta, kami ingin menghormati tanah tempat kami hidup, sekaligus mengajak generasi muda mengenal sejarah kotanya lewat seni pertunjukan,” tutur Rahmat.
Untuk memperkuat interpretasi, WOP berkolaborasi dengan budayawan dan sejarawan Kutai Timur. Penari dan aktor harus mengadaptasi teknik tari Jawa dengan nuansa hutan tropis dan karakter fauna Kalimantan, menghasilkan perpaduan visual dan koreografi yang jarang ditemukan dalam pementasan Wayang Orang modern.
Pertunjukan ini tidak hanya berhasil menarik penonton, tetapi juga memberikan nilai edukatif bagi masyarakat. Melalui panggung seni, WOP berharap cerita mengenai Raja Habang dan Buaya Sang Tah tetap hidup di ingatan kolektif warga Sangatta, sekaligus menjadi jembatan antara tradisi Jawa dan kearifan lokal Kalimantan.(Ir/Nt/Dr-Adv)





