DPMD Kukar Dorong Desa Lebih Taktis Tangani Stunting, Bukan Sekadar Administratif
Upnews.id, Tenggarong – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kutai Kartanegara (Kukar) menegaskan pentingnya transformasi pola pikir desa dalam menjalankan program penanganan stunting. Desa tidak cukup hanya melaporkan kegiatan secara administratif, tetapi harus menunjukkan hasil nyata di lapangan.
Pernyataan itu disampaikan Kepala DPMD Kukar, Arianto, di sela pelaksanaan Lomba Desa Berkinerja Baik dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting, Kamis (3/7/2025). Menurutnya, pengelolaan Anggaran Dana Desa (ADD) dan Dana Desa (DD) memberi ruang bagi pemerintah desa untuk mengeksekusi program antistunting yang efektif.
“Desa punya wewenang besar dan akses langsung ke masyarakat. Kalau mereka bisa mengelola dana dengan benar, penanganan stunting bisa dilakukan secara lebih cepat dan tepat sasaran,” ujarnya, Sabtu (5/7/2025).
Namun, Arianto menyoroti masih adanya desa yang belum menempatkan isu stunting sebagai prioritas utama. Beberapa desa bahkan masih menjalankan program secara normatif, tanpa memastikan keberlanjutan dampaknya.
“Banyak yang hanya fokus pada laporan, bukan pada hasil. Padahal, yang dibutuhkan adalah aksi nyata di lapangan,” ujarnya menegaskan.
Lomba desa ini menjadi momentum penting untuk mengukur sejauh mana komitmen dan efektivitas pelaksanaan program penurunan stunting di tingkat lokal. Tim penilai tidak hanya melihat jumlah anggaran, tetapi juga kualitas program seperti edukasi gizi ibu hamil, kegiatan Posyandu, hingga program inovatif seperti dapur sehat desa.
Menurut Arianto, desa yang mampu menunjukkan perubahan perilaku masyarakat dalam hal gizi dan kesehatan anak layak dijadikan percontohan. “Bukti keberhasilan itu sederhana: anak-anak tumbuh lebih sehat, dan kesadaran masyarakat meningkat,” tuturnya.
DPMD Kukar, kata dia, mendorong agar desa lebih taktis dalam merancang kegiatan — mulai dari perencanaan hingga evaluasi berbasis data. Pendekatan kolaboratif dengan Posyandu, kader PKK, dan lembaga kesehatan juga diharapkan diperkuat.
“Ke depan, kami ingin melihat desa tidak hanya menjalankan perintah program, tapi menjadi pelopor dalam mengubah perilaku masyarakat,” tegasnya.
Ia menutup dengan optimisme bahwa konsistensi dan sinergi lintas sektor akan membawa Kukar menjadi salah satu daerah dengan penurunan stunting tercepat di Kalimantan Timur. “Kuncinya sederhana desa harus menjadi penggerak utama,” pungkas Arianto.(Adv)






