Kutai TimurPariwara

Pertani Kutim Banyak Sudah Tua

Upnews.id, SANGATTA – Menunjang peningkatan produksi hasil panen untuk tiap komoditi pertanian tidaklah mudah. Selain dibutuhkan alat pertanian yang modern juga didukung pelaku pertanian. Kini petani di Kabupaten Kutai Timur sudah banyak yang tua. Hal itu diungkap Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan (DTPHP) Dyah Ratnaningrum saat Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) pada Selasa (4/4/2023, di Gedung Serba Guna (GSG) di Komplek Perkantoran Pemkab Kutim di Bukit Pelangi Sangatta.

Kadis DTPHP Kutim Dyah Ratnaningrum menyebut, pihaknya telah melaksanakan inventarisasi dan evaluasi pada beberapa wilayah di Kutim. Hal utama yakni mengenai kondisi umur petani yang rata-rata berusia tua alias sepuh. Sehingga hal itu berakibat pada sulitnya petani mengelola areal lahan yang luas. Kalau pun dilakukan penanaman di musim tanam, tak semua areal lahan tertanam sepenuhnya. Untuk itu pihaknya membutuhkan alat pertanian modern berupa hand tracktor, agar dapat memanfaatkan luasan lahan yang ada.

“Petani kita, rata-rata sudah sepuh. Tidak lagi produktif membuka lahan luas dengan tenaga yang terbatas. Generani muda tidak ada yang minat menjadi petani. Mereka lebih memilih bekerja di perusahaan tambang dan perusahaan perkebunan,” tukas Dyah.

Saat ini DTPHP telah memiliki beberapa alat pertanian, yang mampu bekerja mengolah lahan seluas setengah hektare dalam waktu dua jam. Untuk mencapai target yang optimal, maka DTPHP akan menambah lagi beberapa alat pertanian modern untuk membantu petani. Pola yang akan diterapkan dalam mendorong produksi beras pada beberapa wilayah di Kutim, yakni dengan menggunakan Indeks Pertanaman 300 (IP-300). Untuk wilayah kecamatan di Kutim yang memiliki sawah yang jumlah luasan besar, seperti Kaubun, Kongbeng, Long Masengat dan Kaliorang.

“Kita akan fokus dulu pada petani di Desa Selangkau, Kecamatan Kaliorang yang memiliki luas sawah hingga 650 hektare lebih, namun yang bisa digarap hanya 36 hektare saja. Sudah ada beberapa kelompok yang sudah kami dekati. Mereka sanggup meningkatkan IP-300,” jelas Dyah.

Jika sebelumnya petani rata-rata hanya dapat panen sebanyak dua kali dalam setahun, maka dengan IP 300, akan terjadi peningkatan panen hingga tiga kali dalam setahun. Hal yang tentu amat direstui oleh Bupati Ardiansyah Sulaiman. Dengan penerapan pola dan penambahan peralatan modern dalam menunjang produktivitas panen di Kutim. (NT)

Baca Juga

Back to top button