Pemkab Kutim Upaykan Dongkrak Produksi Panen Petani
Upnews.id Sangatta– Pemkab Kutai Timur (Kutim) menjadikan sektor pertanian salah satu program utama. Optimalisasi pertanian dalam arti luas akan bermuara pada peningkatan kesejahteraan petani.
Data dua tahun terakhir, sektor pertanian mengalami penurunan produksi. Padi sawah misalnya, pada 2019 menghasilkan 16.348 ton per tahun. Menurun pada 2020 menjadi 13.635 ton per tahun. Begitu pula dengan padi ladang, pada 2019 hasil panennya 13.272 ton per tahun. Anjlok pada 2020 menjadi 8.750 ton saja. Komoditas jagung mengalami hal yang sama. Pada 2019 hanya menghasilkan 8.568 ton per tahun, turun jadi 7.465 ton pada 2020 lalu.
Hal ini yang jadi perhatian serius Pemkab Kutim. Upaya untuk mendongkrak produksi panen petani disiapkan. Didukung beberapa kecamatan dan desa yang memiliki potensi besar menjadi sentra pertanian. Maka Pemkab Kutim dipastikan bakal mendorong hasil panen dapat memenuhi kebutuhan daerah. “Selain itu sub sektor perkebunan juga digenjot untuk dapat memberikan kontribusi positif pada daerah,” ucap Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman.
Distannak Kutim Siap Genjot Hasil Petani Lokal
Tantangan untuk sektor ini juga tidak sedikit dalam pelaksanaannya. Mulai dari ancaman alih fungsi lahan pertanian. Hilangnya generasi petani yang lebih memilih bekerja pada sektor lain. Hingga kurang memanfaatkan teknologi pertanian yang terbaru. “Tentu saja akan memengaruhi terhadap produksi pertanian,” imbuhnya.
Namun, Pemkab Kutim telah memiliki langkah untuk dapat menggenjot hasil pertanian. Pertama, meningkatkan wawasan dan keterampilan para petani. Mulai dari membekali petani dengan teknik pemasaran, hingga memanfaatkan teknologi informasi. “Mereka juga harus siap menghadapi perubahan teknologi yang berkembang saat ini,” tuturnya.
Kemudian memetakan komoditas unggulan pada tiap kecamatan juga dilakukan. Sebab beberapa kecamatan memiliki hasil pertanian yang berbeda. Padi sawah jadi unggulan Kecamatan Kaliorang dan Kaubun. Komoditas lain seperti durian ada di Kecamatan Telen, aren di Kecamatan Teluk Pandan, coklat di Kecamatan Karangan. “Tentunya nanti akan disesuaikan pula dengan kondisi lahan pada wilayah tersebut,” urainya.
Selain itu, pengembangan pertanian terpadu juga akan diterapkan. Sebagai bentuk peningkatan produktivitas lahan yang digunakan. Dengan sistem yang berkaitan tentu akan membawa keuntungan lain dari sisi ekonomi. “Jadi sistem ini semua ada. Ikan, padi, ternak, sayur dan buah-buahan. Jadi satu paket semuanya,” kata Ardiansyah.
Hanya saja, rencana tersebut hanya bisa dijalankan pada wilayah yang memiliki saluran irigasi bagus. Sehingga tidak kesulitan untuk mendapat pasokan air bagi semua jenis pertanian yang dijalankan. “Sehingga dapat jalan terus meski pada musim kemarau atau penghujan,” tandasnya. (nz)