Kompak Kutim Eksplore Surga Dibalik Sawit
Upnews.id, Sangatta – Tidak ada yang pungkiri keindahan dan kekayaan alam Kutai Timur. Namun sayang, masih banyak potensi yang seharusnya bisa mendatangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) belum tergali secara maksimal, khususnya dari sektor pariwisata.
Komunitas Pecinta Alam Kutai Timur (Kompak Kutim) sebagai wadah bagi kaum milenial, mencoba mengeksplore tempat-tempat wisata yang ada di Untung Bumi Tuah Benua. Pada moment awal tahun 2020 ini, Kompak Kutim mencoba menikmati keindahan air terjun Desa Mandu Kecamatan Sangkulirang.
Menurut keterangan Ariyadi Ketua Rombongan dari Kompak Kutim, perjalanan menuju air terjun dari Kota Sangatta sekitar 11 jam, baik jalur darat maupun penyebrangan. Namun, rasa lelah perjalanan dapat terobati saat tiba dilokasi dengan pemandangan air terjun menjulang setinggi kurang lebih 9 meter, ditambah dinginnya air khas batuan karts.
Kami 6 orang berangkat dari Kota Sangatta Sabtu 4 Januari menuju Kecamatan Sangkulirang sekitar 4 jam, dilanjutkan dengan menyebrang menggunakan perahu menuju pelabuhan Segara, yang terakhir menelusuri perkebunan kelapa sawit.” ujar Ariyadi
Setelah berhasil membelah rimbunnya pepohonan, serta melewati tikungan blok-blok kelapa sawit, akhirnya rombongan sampai dititik dimana mobil tak dapat melintas lagi. Dari titik itulah terdengar riakan air yang bersautan dibawah jurang.
Dengan akses jalan setapak menuju air terjun, Kompak Kutim bersama dengan anak pramuka desa setempat memutuskan untuk mendirikan tenda lantaran hari mulai senja. Dipayungi oleh rembulan, detemani gemericik air yang terbelah oleh bebatuan.
Saat fajar menyingsing, waktunya membasahi tubuh sembari menilik keindahan bawah air, meski jernihnya air dari pegunungan karts membuat dengan mata telanjang dapat menyaksikan ikan-ikan berenang. “inilah secuil keindahan dari surga” ujar Ariyadi usai menyelam.
Dikonfirmasi oleh upnews.id Kompak Kutim sejatinya ingin mengunjungi tempat wisata yang belum banyak tersentuh, serta memperkenalan kepada masyarakat luas bahwa Kutim memiliki destinasi wisata yang tak kalah dengan daerah lain.
“dengan tereksposnya wisata air terjun di Desa Mandu ini, harapannya pihak terkait dapat melakukan pembenahan, baik dari segi infrastruktur maupun sarana prasarananya.” tegas Ariyadi.
Sebelum meninggalkan air terjun, tak lupa rombongan memunguti sampah selama kegiatan disekitar lokasi tenda. “harapannya saat kami pulang tidak ada satu sampah pun yang tertinggal, sehingga kondisinya sama seperti waktu kami datang.” ujar Munirah salah satu pengunjung. (yes)